Dungeon Kosong!
Weed dan rekan-rekannya pergi ke area
yang tadinya mereka gunakan untuk melawan King Snake.
Mereka adalah kelompok pertama yang
menemukan dungeon itu.
Di pintu masuk goa, Weed mengumpulkan
semua senjata dan armor agar dia bisa menggunakan skillnya.
“Sharpening, Polishing, Ironing!”
Efek samping skill crafting!
Sebelum masuk ke dalam dungeon,
semuanya memakan makanan sampai mereka merasa puas.
Efek yang didapatkan dari tindakan
tersebut lebih tinggi daripada buff gabungan dari Bard dan Shaman.
Berkat skill handicraft level tinggi
yang dimiliki Weed, skill lain yang ia miliki pun memiliki berbagai
kelebihan, dan karenanya mereka tidak perlu sering-sering memperbaiki
equip mereka.
“Mulai sekarang, yang akan kita
lakukan hanyalah leveling tanpa henti.”
Surka membentangkan kedua tangannya.
“Kali ini, setidaknya kita harus
mencapai level 300.”
Pale sudah mencapai level 296 berkat
seringnya mereka leveling bersama-sama.
Romuna, Surka, dan Irene juga memiliki
level yang sama. Namun pacarnya, Maylon, sudah mencapai level 310.
Bukannya wajar bila seorang pria ingin menjadi lebih kuat dihadapan
pacar mereka?
'Jadi lebih kuat.'
Tidak seperti Maylon, Pale tidak
menghabiskan seluruh waktunya untuk leveling.
Ia lebih sering menghabiskan waktunya
untuk meningkatkan skill panah memanah yang ia miliki. Saat melatih
karakternya, ia lebih fokus dalam meningkatkan skill yang ia miliki.
Saran yang diberikan oleh para Geomchi
terbukti memberikan bantuan yang besar kepada dirinya.
Dengan membawa busur dan anak panah,
dia harus menahan rasa keinginannya untuk langsung menembak badan
lawan.
Ia harus mencari waktu yang tepat untuk
bisa menyerang titik lemah musuh!
Saat seorang player menembakkan anak
panah pada waktu yang sama disaat ada orang lain yang menyerang musuh
dengan pedang, maka damage yang diberikan akan menjadi lebih besar
daripada biasanya.
Sekarang adalah waktunya untuk
menunjukkan kemampuan yang ia miliki kepada Maylon.
Di pintu masuk goa, ada beberapa
Skeleton Knight. Mereka adalah salah satu dari beberapa tipe monster
yang kerap melakukan patroli dalam area tersebut.
“Hi.... hidup...”
“Mereka.... makhluk hi...dup....
bunuh!”
Tiga Skeleton Knight yang mengendarai
Phantom Horse bertubuh pucat datang menyerbu.
Neiiighhhh!
Jeritan kuda hantu yang mengerikan bisa
terdengar di dalam goa.
“Fire Fist!”
Surka melompat ke depan dan meluncurkan
bara api yang panas dari tinjunya. Bara api tersebut menabrak dengan
para Skeleton Knight.
Weed merasa khawatir bahwa Surka akan
mengalami kesulitan saat bertarung. Namun ternyata rasa
kekhawatirannya sama sekali tidak diperlukan.
Surka menerjang ke arah tiga Skeleton
Knight, kemudian ia memutar ke belakang mereka.
“Serang! Yonhankwan!”
Surka dengan cepat berpindah posisi ke
belakang para Skeleton Knight dan mulai menyerang mereka dari
belakang.
“Ah ha!”
Melihat itu, Weed agak merasa kagum
kepada Surka.
Dalam pertarungan melawan musuh,
memiliki tubuh yang fleksibel saja tidaklah cukup.
Kau juga harus terus bergerak secara
natural untuk menghindari serangan lawan.
Butuh keputusan dan refleks yang cepat
untuk bisa berhasil mengeksekusi gerakan yang sulit semacam itu.
Skill jarak dekat, bila digunakan
dengan baik, bisa digunakan untuk membantai lawan dengan cara yang
tidak bisa digunakan oleh skill jarak jauh. Namun itu bukan berarti
bahwa Priest dan Wizard tidak memiliki peran yang penting.
Tetapi, Surka mampu membuat keputusan
yang baik, cepat, dan tepat.
Ia langsung menghampiri serangan dari
ketiga Skeleton Knight itu untuk mengurangi damage yang ia terima,
dan juga untuk mencegah serangan lanjutan dari musuh, sekaligus untuk
menyerang mereka dari titik lemah mereka.
Surka memutar tubuhnya untuk menyerang
satu Skeleton Knight.
Rekan-rekannya pun tidak berdiam diri
saja.
Pale dan Maylon menembakkan anak panah
dengan cepat dari busur mereka.
Chashhhak.
Anak panah terus melayang tanpa henti,
mengitari tubuh Surka, dan menusuk Skeleton Knight dengan tepat.
“Ga...g.a....gahhh!”
Skeleton Knight itu terlalu disibukkan
dengan serangan-serangan Surka, hingga akhirnya dia tidak bisa
menghindari anak panah yang tertuju ke arahnya.
Geomchi2, Geomchi3, Hwaryeong, dan
Zephyr, bertanggung jawab untuk menghadapi Skeleton Knight yang ada
di sebelah kiri, sedangkan Skeleton Knight yang ada di sebelah kanan
dihadapi oleh Geomchi, Geomchi4, dan Geomchi5.
Para Geomchi dengan murah hati
menunjukkan kemampuan bertarung mereka yang maju kepada para anggota
party.
“Aku tidak boleh berdiam diri saja.”
Weed mengeluarkan Armor Talrock yang
selama ini ia simpan dari dalam tas punggungnya. Armor dengan cahaya
yang menyilaukan!
Dulu warna armor ini memiliki warna
putih, karena bahan utama yang digunakan saat membuatnya adalah
Mithril.
Namun, Mithril memiliki properti untuk
menyerap cahaya. Jadi kini armor itu memiliki warna hitam. Faktanya,
di masa lalu, kebanyakan armor yang dimiliki Weed memiliki warna
hitam.
Sekarang adalah waktunya untuk
mengenakan sesuatu yang bagus!
Weed sangat jarang mengganti armor yang
ia pakai, dan biasanya ia akan meningkatkan skill Repair dan juga
status Endurance dengan menerima serangan lawan.
Namun Armor Talrock adalah armor yang
tampak mahal dengan warna hitam.
Weed dengan hati-hati memoles armor itu
dengan sehelai kain.
“Polishing/”
Swishswishswish.
Bagi Weed, menyentuh armor yang langka
saja terasa sulit.
Dan yang saat ini ia pegang bukanlah
armor biasa. Bila ia menjual armor ini, ia akan setidaknya mendapat
10 juta won. Kemungkinan bagi dirinya untuk menemukan seseorang yang
menginginkan armor itu sangatlah besar!
Armor Talrock adalah salah satu harta
karun yang dimiliki Weed.
.-.-.-.-.-.-
Armor telah dipoles sampai
bersih
Defense armor meningkat
20%
.-.-.-.-.-.-
Weed memasang Armor Talrock.
Armor itu dibuat dengan bahan utama Mithril dan memiliki pola merah
milik Orde Freya di dadanya.
.-.-.-.-.-.-
Armot Talrock telah
dipakai
DEF +102
Faith +100
Fame +300
STR +40
AGI +30
Charm +25
Fighting Spirit +40
MP +15%
Magic Res. +10%
Kebal dari efek Fear dan
Confuse
Persahabatan dengan Dwarf
meningkat
.-.-.-.-.-.-
Kemewahan item unik!
Hwaryeong tidak bisa
menyembunyikan kekagumannya, karena dia berada di bagian belakang
party.
“Armor itu tampak
benar-benar indah.”
Weed agak merasa kecewa.
'Opsi untuk Dancer tidak ada
gunanya dalam pertempuran.'
Irene, sebagai seorang
Priest, tentu mengetahui peran yang ia miliki di dalam pertempuran.
“Penuhi badanmu dengan
lubang-lubang dari serangan lawan, agar aku bisa memulihkanmu...”
Memang seperti itulah
Irene...
'Tidak bisa apa dia
menyatakan niatnya dengan agak lembut?'
Weed menghela nafas dengan
suara rendah, dan kemudian ia menghunuskan pedangnya untuk bergabung
dalam pertempuran.
“Sculpting Blade!”
Itu adalah serangan
mengerikan yang mampu mengabaikan pertahanan lawan.
Weed menyerang satu Skeleton
Knight dengan pedangnya.
Saat ia menghantarkan
serangannya, rasanya seperti musuh yang ia lawan membeku di tempat.
Klaaaang!
Skeleton Knight menebas ke
arah Weed dengan pedangnya. Di saat pedang itu mengenai Weed, ia
menutup kedua matanya.
.-.-.-.-.-.-
Skill Cold Eyes aktif
Kau tidak bisa melihat,
namun rasa sakit berkurang
.-.-.-.-.-.-
Berkat status Endurance yang
tinggi, ditambah dengan Armor Talrock dan juga skill yang ia miliki,
Weed tidak menerima damage yang begitu besar dari serangan yang
mematikan seperti itu.
“Ma....nusia, buka
matamu!”
“Aku tak mau. Aku sudah
cukup kuat untuk mengalahkanmu dengan mata tertutup.”
“Manusi...a, apa yang
kau.... katakan, adalah penghinaan terhadapku.... sebagai ksatria.”
Skeleton Knight tersebut
mendapatkan tambahan kekuatan saat merasa marah.
Undead Frenzy!
Itu adalah skill yang mampu
meningkatkan kekuatan mereka sebesar 10 sampai 20%.
Setiap kali ia menerima
serangan dari Skeleton Knight, Weed akan menutup kedua matanya,
kemudian membalas serangannya.
Tempo dari pertarungan itu
pun meningkat.
Skeleton Knight mulai
menggerakkan tulang-tulang pundaknya ke arah Weed.
Monster itu menerjang ke
arah lengan dan pergelangan tangan Weed.
Kemudian Weed menutup kedua
matanya.
'Menurutku, serangannya akan
mengarah ke dadaku.'
Weed mampu mengantisipasi
serangan lawan.
Karena itu adalah
satu-satunya cara bagi Skeleton Knight untuk menyerang.
“Demon Blade!”
Pedang Skeleton Knight
diselimuti oleh aura yang tampak mengerikan. Monster itu mulai
menggunakan skill. Kekuatan jahat mampu menciptakan sebuah skill yang
bisa membuat darah mengalir dari luka-luka yang diderita lawan.
Skeleton Knight itu
mengayunkan pedangnya dengan cepat dan menciptakan 3 bayangan yang
sama-sama menyerang Weed.
“Skeleton Knight yang di
atas dan di bawah itu ilusi! Dari gerakan pundaknya, yang satu itu
adalah yang asli. Skeleton Knight yang mengincar leherku.”
Weed membuat keputusan itu
dengan mata tertutup, dan mulai beraksi.
Ia mampu memperkirakan skill
dari musuhnya secara akurat.
Bila Weed melakukan sedikit
saja kesalahan, maka ia akan menerima damage yang besar.
Sekalipun dengan tingginya
status Endurance yang ia miliki, tetap sulit bagi dirinya untuk
menerima serangan yang mematikan.
HP dan tenaga yang ia miliki
akan berkurang dengan drastis.
Ada kemungkinan dia akan
lumpuh untuk sementara waktu, dan juga kehilangan satu tangan atau
kakinya.
“Dia mengincar leherku!”
Weed terus menutup keduanya
sembari membiarkan Skeleton Knight itu untuk menyerang pundaknya
dengan pedang.
.-.-.-.-.-.-
Serangan Skeleton Knight
mengurangi HP sebesar 630
.-.-.-.-.-.-
Armor Talrock mampu menahan
3 sampai 4 kali damage yang lebih besar daripada biasanya. Namun,
armor yang bagus pun akan sia-sia bila pemakainya tidak memiliki
kemampuan yang memadai. Bahkan kebanyakan profesi bertipe Warrior
tidak mau repot-repot untuk mempelajari skill tersebut.
Walaupun untuk meningkatkan
status Endurance, bertarung dengan menutup mata adalah sesuatu yang
sembrono. Kebanyakan orang tidak akan berusaha sekeras itu untuk
meningkatkan status Endurance.
Namun, Weed tidak melewatkan
apapun yang berhubungan dengan pertempuran.
Ia memilih untuk tidak
menggunakan kedua matanya. Dengan melakukan hal tersebut, Weed mampu
meningkatkan level skillnya dengan lebih cepat, dan efek yang
diberikan pun juga ikut menjadi lebih kuat. Bahkan sekalipun dirinya
sudah memiliki status Endurance dan defense yang tinggi, dia masih
ingin memaksimalkan manfaat yang diberikan oleh skill Cold Eyes.
Bagi pemula, menutup mata
mereka dalam pertarungan pertama mereka adalah hal yang wajar.
Namun, menggunakan skill
tersebut dalam pertarungan adalah hal yang benar-benar berbeda.
Weed memiliki keberanian
untuk menutup kedua matanya dan menggunakan skill tersebut di
tengah-tengah pertempuran sengit.
Surka berkata dengan kagum.
“Respons Weed dalam
pertarungan sangat hebat. Dia itu benar-benar yang terbaik.”
Zephyr pun dipaksa untuk
setuju.
“Apapun yang mereka
berikan kepadanya, Weed akan membalasnya dengan berkali-kali lipat.
Aku sama sekali tidak mau menjadi musuhnya.”
Para Geomchi bertarung
sambil tertawa.
Menutup mata sambil
bertarung mungkin akan bermanfaat di awal-awal, namun itu mungkin
akan menjadi kebiasaan buruk...
'Bagaimanapun juga,
kemampuannya masih berkembang.'
Seseorang akan kesulitan
untuk mengikuti jejak lawan saat bertarung dengan mata tertutup.
Namun, Weed sengaja menutup
kedua matanya.
Dia memahami betul gerakan
lawan. Ia tahu bagian mana saja yang diserang oleh musuh, dan cara
untuk menyerang balik dengan tepat.
Perkembangan dari kemampuan
seseorang tidak hanya bergantung kepada indera yang mereka miliki.
Geomchi3 dan Geomchi4
berkata.
“Ini baru yang namanya
leveling.”
“Coba kalau kita bertemu
Weed lebih cepat, pasti mantap.”
Geomchi5 tertawa lepas.
“Dungeon itu bukan masalah
besar, isinya hanya ada sekitar 6000an monster kan? Tidak lama lagi,
semuanya akan habis.”
Geomchi2 melihat-lihat ke
sekeliling dungeon dan berkata.
“8 hari mungkin terlalu
lama. Coba kita lihat, apa bisa kita selesaikan ini dalam satu malam!
Ayo semuanya, hajar!”
Geomchi2, Geomchi3,
Geomchi4, dan Geomchi5!
Bagi mereka, bertarung tidak
ada bedanya dengan makan. Leveling yang menyiksa selama 8 hari, bagi
mereka adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa mereka nikmati
setiap momennya.
Namun, itu akan terasa sulit
bagi anggota party lain yang bukan monster seperti Weed dan para
Geomchi.
Tetapi, bila dibandingkan
dengan dahulu, semuanya telah mengalami perubahan yang cukup drastis.
Kemampuan dari para Geomchi
dari awal memang sudah tinggi, namun kemampuan bertarung milik Pale,
Hwaryeong, Surka, dan Zephyr, juga meningkat drastis.
“Ada Skeleton Knight
lainnya! Kali ini mereka ada 5!”
Pale memberikan laporan
setelah Weed mengirimnya untuk melakukan pengintaian.
Biasanya Pale akan bertindak
sebagai pemimpin, namun berbeda ceritanya bila ada Weed di dalam
party.
Semuanya akan diserahkan
kepada Weed.
Weed bertarung di garis
depan dan menghantarkan damage dengan ilmu pedang dan ketahanannya
yang unggul.
Seseorang yang bertarung
secara langsung biasanya akan menjadi pemimpin yang lebih bermanfaat
daripada seorang Archer.
Weed mampu membalut luka
dengan perban, menyediakan makanan, memperbaiki equip, dan juga
memiliki berbagai skill efektif yang tidak dimiliki oleh orang lain!
“Hwaryeong, tidurkan dua
dari mereka dengan skillmu!”
“Enchanting dance!”
Hwaryeong menidurkan dua
dari Skeleton Knight dengan tariannya. Sementara itu, anggota party
yang lain bertarung melawan Skeleton Knight yang tersisa.
Semakin lama mereka
leveling, tingkat kesulitan dari dungeon Rotten Lich pun semakin
meningkat.
Mereka akan menghadapi
Skeleton Knight, Chimera, dan monster lain dengan level yang sama.
Monster-monster disana
memiliki level minimal 300, dan dalam kasus tertentu, beberapa
diantara mereka bahkan ada yang mencapai level 360.
Karena tempat itu adalah
benteng pertahanan dari Immortal Legion, tentu wajar bila
monster-monster yang ada di sana memiliki level yang tinggi.
Namun, Weed memiliki
berbagai skill yang mampu meningkatkan status player.
Ia mampu meningkatkan
setidaknya 10% damage dan 20% defense dari seluruh anggota party!
Berkat tarian Hwaryeong,
mereka juga mampu menghadapi monster dalam jumlah yang cukup banyak.
Rata-rata, Weed dan
kawan-kawan akan menghancurkan kelompok monster yang terdiri dari 7
sampai 8 Skeleton Knight.
Menjelajahi dungeon dengan
level tinggi membutuhkan perhatian khusus. Dancer memiliki peran yang
besar dalam mengalihkan perhatian lawan.
Tentu saja, terkadang skill
dari seorang Dancer juga akan gagal.
Mereka bisa terjatuh saat
menari. Dan setelah mereka kehilangan keseimbangan, efek dari skill
yang mereka gunakan juga akan menghilang untuk sementara waktu.
Semakin tinggi level musuh,
semakin banyak pula tarian yang dibutuhkan.
Walau tidak merasa nyaman,
Hwaryeong tetap harus melanjutkan tariannya. Kedua kakinya tampak
gemetaran dan juga terasa sakit, namun ia tetap menari dengan penuh
tenaga.
Terkadang tariannya akan
gagal saat ada Chimera yang muncul.
Itu karena Chimera adalah
sejenis zombie dengan penyakit menular, dan mereka tidak memiliki
mata yang bisa digunakan untuk mengapresiasi keindahan, ditambah
perbedaan level yang besar, dimana para Chimera memiliki minimal
level sebesar 350.
Chimera dibuat oleh Lich
dengan menggabungkan kepala seekor serigala dengan tubuh seekor ogre.
“Makan para manusia itu!”
Mereka hanya bisa digoda
oleh makanan.
Tarian dari seorang Dancer
biasanya hanya terbatas kepada manusia dan monster humanoid.
Skill dengan level tinggi
dibutuhkan untuk bisa melampaui batasan tersebut.
“Experience nya
benar-benar banyak.”
Setelah leveling selama
beberapa waktu, Irene terkejut saat ia memeriksa jendela status
miliknya.
Mereka leveling dengan
kecepatan yang 3 sampai 4 kali lebih tinggi daripada biasanya.
Mereka juga adalah orang
pertama yang menemukan dungeon ini, jadi mereka menerima 2x
experience lebih besar dari jumlah aslinya.
'Ini semua berkat Weed dan
para Geomchi.'
Irene melihat Weed dan para
Geomchi dengan tatapan iri.
Priest dikenal sebagai
profesi yang memiliki kekuatan menyerang yang rendah. Weed memiliki
skill untuk berubah menjadi undead, tapi skill tersebut tidak akan
berguna saat ia leveling bersama sebuah party. Karena itulah, Priest
bersama dengan Warrior yang kuat akan menjadi rekan yang cocok dalam
sebuah party.
“Menurutku, monster di
wilayah ini menjadi semakin kuat. Mulai dari sekarang, kecepatan dari
setiap pertarungan akan kita tingkatkan.”
“Whoa!”
“Ah, ini dia!”
Kedua mata Zephyr tampak
seperti kehilangan cahayanya. Hwaryeong menahan nafasnya.
Sampai sekarang, mereka bisa
leveling dengan nyaman.
Di saat Weed mengatakan itu,
maka itu artinya bahwa sekarang adalah waktunya untuk leveling yang
sesungguhnya!
Kecepatan leveling dari
party mereka meningkat.
Kini, mereka tidak bisa
beristirahat dan terus menjelajahi spot-spot untuk leveling di dalam
dungeon tersebut dengan cepat. Bila tidak ada seorangpun yang terluka
setelah satu pertempuran usai, maka mereka akan langsung pindah ke
spot leveling lain dan bertempur melawan apapun yang ada di sana.
Jadi sejak mereka mulai
leveling dengan cara seperti itu, mereka sudah menyelesaikan beberapa
ronde pertempuran. Setelah satu pertempuran selseai, orang-orang yang
membutuhkan heal akan duduk di samping Irene.
Mereka yang masih bisa
berdiri, diberi kebebasan untuk berpisah dari kelompok utama dan
melanjutkan pertarungan di spot berikutnya, yang nantinya mereka akan
disusul oleh anggota party yang lainnya.
Mereka berdiri dan mulai
leveling lagi. Masalahnya adalah, perlahan namun pasti, kecepatan
dari leveling mereka semakin meningkat. Jarak waktu diantara satu
spot dengan spot lainnya membuat mereka tidak memiliki kesempatan
untuk mengambil nafas.
Weed memimpin rekan-rekannya
ke dalam pertempuran yang jumlahnya semakin bertambah, dengan
kecepatan yang semakin tinggi pula. Mereka leveling dengan kecepatan
yang mengerikan, jadi mereka mendapatkan experience dan item dengan
sangat cepat pula.
“Aku naik level.”
Terkadang, seseorang akan
mengucapkan itu.
“Selamat.”
“Aku sebentar lagi juga
naik.”
“Kalau begitu ayo lanjut
terus!”
Tidak ada waktu untuk
beristirahat.
Irene memiliki banyak MP,
jadi dia akan menggunakan skill healing sebanyak mungkin sehingga
rekan-rekannya bisa terus bertarung.
Kapanpun HP mereka turun
dibawah 30%, ia akan memulihkannya kembali hingga penuh.
Untuk bisa bertahan selama
mungkin, Weed akan merawat mereka.
Dengan skill Advanced
Bandage, dia mampu memulihkan luka-luka mereka dalam sekejap.
Mereka hanya akan berhenti
sesaat untuk membalut perban, kemudian mereka akan kembali leveling.
Zephyr dan Hwaryeong
mempasrahkan nasib mereka kepada takdir.
“Kuahk!”
“Aku akan mati! Weed, aku
perlu diperban!”
Sesekali, mereka akan
sengaja menerima serangan lawan.
Salah satu skill milik
Skeleton Knight mampu memberikan debuff 'Blind'.
Dan mereka dengan sengaja
ingin mendapatkan efek tersebut.
Sekalipun mereka terluka,
mereka hanya bisa berbaring dan beristirahat dengan nyaman untuk
sesaat. Bila HP mereka mencapai tingkat rendah, Irene hanya akan
memulihkannya kembali.
Setelah beberapa saat, Weed
akan membalutkan perban di tubuh mereka, jadi mustahil mereka bisa
mendapatkan luka fatal.
Hwaryeong dan Zephyr
memiliki pemikiran yang sama seperti saat mereka leveling bersama
dengan Weed untuk pertama kalinya.
Mereka berdua ingin
mengakhiri semuanya setelah terkena serangan dari Skeleton Knight.
'Ah, serangannya kena aku.'
'Sekarang aku bisa
beristirahat.'
Senyuman kecil akan muncul
di wajah Zephyr dan Hwaryeong.
Kemudian Weed akan berteriak
dan datang menghampiri mereka sambil membawa perban.
“Pale!”
“Ya!”
“Ya!”
“Butuh waktu sekitar 45
detik untuk memperban seseorang. Tapi, menunggu sampai Zephyr dan
Hwaryeong saja tidak cukup. Tarik monster-monster yang ada di sekitar
sini dan bawa mereka kesini!”
“Oke!”
Zephyr dan Hwaryeong yang
masih terluka, berbaring dan mengerang.
'Aku tidak akan pernah bisa
keluar dari neraka ini.'
'Aku harus bisa mati dengan
benar.'
Itu semua gara-gara
kecepatan leveling mereka yang jauh melebihi batas normal.
.***
Seechwi adalah seorang Orc!
Di awal permainan, seorang
Orc memiliki banyak keunggulan dari ras lainnya.
Mereka memiliki HP dan
stamina yang luar biasa, penalti yang mereka terima saat mati
dikurangi, dan mereka juga memiliki defense yang tinggi.
Sekalipun ada seorang Orc
yang mati, jumlah experience dari skill mereka yang hilang tidak akan
terlalu besar.
Itu adalah salah satu
keunggulan yang dimiliki Orc dari ras lainnya.
Mereka memiliki jumlah yang
besar, dan kematian juga sering terjadi diantara mereka, namun Orc
memiliki tingkat perkembangbiakan yang tinggi.
Ada banyak orang yang datang
ke desa. (TL:gak disebutin desa mana, mungkin desanya dark elf)
Dan banyak diantara mereka
adalah player dengan ras Orc yang berusaha untuk membuat party.
“Chwikchwik. Ayo leveling
di spotnya rubah.”
“Chwik. Chwik! Daging
rubah itu lezat.”
Jumlah orang yang datang ke
tempat itu semakin meningkat, dan para Orc pun juga memulai kembali
proses reproduksi mereka. Orc dalam jumlah besar terus-terusan
dilahirkan di dalam desa di dekat pegunungan Yuroki. Hasilnya, desa
itu berkembang dengan sangat cepat.
Orc akan menjual
daging-daging yang mereka dapatkan ke toko.
Butuh waktu bagi
perkampungan manusia untuk mengalami perkembangan, namun bagi para
Orc, yang mereka butuhkan hanyalah makanan.
Seechwi pergi menjelajahi
pegunungan Yuroki untuk mencari Seoyoon. Untuk mencari seseorang di
Royal Road memang nyaris mustahil. Namun, Seechwi memiliki senjata
rahasia.
“Daerah itu tampak mirip
dengan jalan yang dilewati Seoyoon.”
Dia bisa melihat video yang
tersimpan di dalam kapsul milik Seoyoon!
Di dalam video, Seoyoon
tampak sedang berburu, jadi dengan sedikit keberuntungan Seechwi akan
mampu mencapai lokasi Seoyoon.
Beruntung, Seoyoon bertarung
melawan 3 sampai 4 monster sekaligus.
Semua monster akan
kehilangan nyawa mereka saat mereka menyerang Seoyoon. Ia membunuh
semua pasukan ogre yang agresif di pegunungan Yuroki.
Seechwi mencoba untuk
berbicara dengan nada sehalus mungkin.
“Seoyoon. Chwichwichwik!”
Bunyi sengau yang mengerikan
ikut keluar saat ia berbicara.
Seechwi tertawa dan berkata.
“Aku akan ikut denganmu.
Aku Cha Eunhee. Chwichwit.”
“...”
Seoyoon tidak mengucapkan
sepatah katapun. Namun Seechwi tahu bahwa itu bukanlah penolakan.
Bila Seoyoon menolak, maka dia akan langsung pergi menjauh. Seoyoon
tidak menolaknya karena Cha Eunhee adalah orang yang dekat dengannya.
“Chwichwik. Ayo kita ambil
quest dan jual japtemnya.”
Seechwi ikut menemani
Seoyoon yang telah mendapat sebuah quest dari para Dark Elf,
sekalipun dia tidak mengucapkan apapun.
Seechwi lebih merasa nyaman,
karena sekarang sudah ada seseorang yang bisa menemani Seoyoon, dan
kini ia tidak lagi sendirian.
Walau begitu, situasi disana
masih tetap berbahaya, dan Seechwi masih bisa mati dalam pertempuran.
Namun, berkat kehadiran
Seoyoon, keselamatan Seechwi pun terjamin. Seoyoon akan menjaga
Seechwi, karena Seechwi masih lemah. Melihat adanya perubahan kecil
tersebut, Seechwi tersenyum.
'Baik. Ini artinya, pikiran
Seoyoon sudah agak sedikit terbuka.'
Memulai proses pemulihan
sangatlah sulit. Metode pemulihan secanggih apapun tidak akan ada
gunanya bila si pasien tidak mau membuka diri. Setelah Seechwi
melihat Seoyoon menangis, itu sudah bisa menjadi bukti yang cukup
bahwa Seoyoon masih memiliki emosi di dalam hatinya.
“Di quest ini, kita
diminta untuk mencari buah berwarna merah. Oke chwit. Aku akan
mencarinya dan kembali kesini. Chwit.”
Si tetua Dark Elf ingin
memakan Red Dawn Fruit sebelum ia mati.
Seoyoon dan Seechwi
mendapatkan informasi tentang quest tersebut.
Sifat yang dimiliki Seoyoon
membuatnya tidak mau menolak permohonan semacam itu.
“Monster-monster ini
memberi banyak experience dan item. Ayo leveling disini.”
Seoyoon mendengarkan ocehan
Seechwi sembari mengikutinya kemana-mana.
Kemudian, saat ia
menyelesaikan sekitar 30 quest.
Ding!
.-.-.-.-.-.-
Orc Yang Hebat
Sendirian, mereka lemah,
namun berkat sifat rasial yang mereka miliki, mereka akan menjadi
kuat saat bersama dengan anggota ras lainnya.
Orc menyukai pemimpin yang
hebat. Kau telah membuktikan dirimu sebagai Orc yang kuat.
Apa kau ingin menjadi Orc Commander?
.-.-.-.-.-.-
Profesi Orc Commander!
Ras Orc memiliki banyak
profesi yang berhubungan dengan senjata berat. Khususnya Orc
Commander, yang merupakan profesi spesial.
Seechwi masih belum
mendapatkan profesi. Kesempatan untuk mendapatkan profesi hampir
tidak pernah muncul dihadapannya.
Itu karena dia terlalu sibuk
dalam mengerjakan quest.
Bukannya meningkatkan level
sendiri, dia mendapat kebanyakan experience dari Seoyoon.
Jumlah experience yang
didapat saat ia leveling bersama Seoyoon memang kecil, karena level
mereka yang berbeda jauh, namun Seechwi tetap menerima experience
karena dia berada dalam satu party yang sama dengan Seoyoon.
Dan jumlah experience itu
masih lebih banyak daripada jumlah yang ia dapat saat leveling
sendirian!
Berkat sesi leveling yang ia
jalani bersama Seoyoon, kesempatan untuk menjadi Orc Commander pun
muncul.
“Aku mau. Chwitchwit!”
Seechwi berubah menjadi
seorang Orc Commander dan pergi berkeliling bersama Seoyoon untuk
menjalankan berbagai quest.
Mereka berjalan dari Desa Orc menuju Desa Dark Elf sambil leveling.
Mereka berjalan dari Desa Orc menuju Desa Dark Elf sambil leveling.
Biasanya, orang dengan
tampang seperti Seoyoon akan menarik perhatian banyak orang, namun
biasanya dia akan menyembunyikan wajahnya saat ia masuk ke dalam
kota-kota.
Seechwi juga setuju saat ia
mengetahui bahwa Seoyoon menyembunyikan wajahnya.
Menarik perhatian
orang-orang dengan wajahnya yang cantik bukanlah ide yang bagus.
Tidak perlu bagi Seoyoon untuk bersosialisasi dengan orang-orang
semacam itu. Kemudian mereka berhasil mendapatkan beberapa informasi.
Dari Dark Elf Granbell.
“Seechwi. Kamu mungkin
adalah seorang Orc, tapi kita adalah teman. Faktanya, kami para Dark
Elf biasanya membenci para Orc, tapi aku tetap menganggap kamu
sebagai temanku.”
Ilmu yang dipelajari oleh
Seechwi juga berguna disini.
Di kehidupan nyata, Seechwi
memiliki gelar doktor dalam bidang psikoanalisa!
Psikoanalisa bukan hanya
tentang menebak apa yang dipikirkan oleh seseorang. Itu hanya
permukaannya, dan inti dari bidang tersebut adalah melihat pemikiran
dan emosi rahasia yang disembunyikan oleh seseorang di dalam hati
mereka.
Seechwi yang ahli dalam
bidang psikoanalisa mampu memahami sifat para Dark Elf.
Seorang Orc betina memuji
Dark Elf!
Seechwi menggunakan ilmunya
untuk meningkatkan tingkat keakraban antara dirinya dan para
penduduk.
Melalui kerja kerasnya, dia
menyadari bahwa Dark Elf suka menerima pujian.
Dark Elf Granbell tertawa
terbahak-bahak.
“Temanku merasa puas
setelah kau memberinya buah merah yang ingin ia makan. Sekalipun kamu
bukanlah seorang Dark Elf, ijinkan aku untuk memberitahumu tentang
tempat berburu yang bagus untuk masa-masa mendatang. Kalau kamu pergi
ke timur dari sini, kamu akan menemukan sebuah dungeon. Dungeon itu
adalah sumber dari para undead yang terus mengganggu kami. Akan ada
banyak hal yang bisa kamu buru disana.”
Seechwi memiliki jumlah fame
yang tinggi untuk ukuran karakter dengan level seperti yang ia
miliki.
Para Orc memiliki tingkat
pertumbuhan fame dan level yang cukup tinggi.
Namun, kedua hal tersebut
meningkat drastis saat Seechwi menyelesaikan quest dan juga leveling
bersama Seoyoon.
Mereka menerimba banyak
informasi tentang tempat-tempat leveling.
Seechwi dan Seoyoon pergi
menuju dungeon yang disebutkan oleh Granbell untuk menjadi penemu
yang pertama.
“Kalau aku mendapat
experience ganda, maka levelku akan semakin cepat naiknya!
Chwichwik!”
Sebagai seorang Orc, Seechwi
memiliki level yang cukup tinggi.
Ia memilihnya karena ia
merasa bahwa ras Orc adalah sesuatu yang sangat menarik, jadi ia
tidak menyesali itu, dan dia juga ingin menaikkan levelnya dan
menjadi lebih kuat secepat mungkin.
Experience ganda.
Jarak yang ada diantara
dirinya dan Seoyoon akan menyempit dengan cepat bila ia mampu
menaikkan levelnya dengan lebih cepat.
Seechwi dan Seoyoon masuk ke
dalam pintu masuk dungeon.
“Huh. Chwichwichwit!”
Jendela pesan yang menunjukkan bahwa mereka adalah penemu dungeon yang pertama tidak muncul.
“Aku tak percaya ini.
Chwitchwitchwit.”
Seechwi kemudian mengingat
sesuatu.
'Siapa lagi yang pernah
mendengar cerita itu? Itu pasti dia...'
Karchwi beserta Seoyoon
pernah leveling bersama-sama!
Seorang Orc dengan
eksistensi yang luar biasa.
Ia menjadi terkenal berkat
videonya di Hall of Fame, beserta siaran dari KMC Media.
“Ayo kita cari tahu.
Chwitchwit!”
Seechwi mengajak Seoyoon
untuk masuk ke dalam dan mencari Weed.
Ada banyak area dimana
monster-monster yang menghuninya sudah habis dibantai.
Akhirnya, mereka berdua
bertemu dengan party yang dipimpin oleh Weed.
“Orc.”
Bagi Surka dan Irene,
melihat seorang Orc datang ke tempat mereka leveling saja sudah cukup
mengesankan.
Orc itu juga ditemani oleh
seorang wanita.
Seechwi merasa terkejut.
Ia tidak tahu bahwa ternyata
ada begitu banyak orang yang leveling di tempat itu.
Dengan kesulitan, Seechwi
bertanya kepada mereka.
“Aku tidak tahu kalau ada
party lain yang leveling di tempat ini. Apa kalian adalah penemu
pertama dungeon in? Chwik.”
“Ya.”
Pale memutuskan untuk
menjawab pertanyaan Seechwi, melihat bahwa Weed tampaknya tidak
memiliki niat untuk mengucapkan apapun.
“Kalau begitu, apa kalian
tahu jalan keluarnya? Datang kemari benar-benar sulit. Chwichwik.”
Wajah Seechwi memang tampak
sangat galak, tapi dia berhasil menyampaikan perasaannya kepada para
anggota party.
'Untuk bisa datang sejauh
ini, pasti sangat sulit.'
'Orc. Kalau mereka sampai
mau datang ke tempat ini, pasti karena sebuah quest, dan mereka juga
pasti memiliki level yang tinggi. Tapi tetap saja, mereka pasti
mengalami kesulitan dalam perjalanan mereka kemari.'
'Untuk bisa datang ke tempat
ini melewati Hutan Karaka, kami harus mengalahkan King Snake.'
Mereka telah menderita dan
mendapatkan hak untuk leveling di dalam dungeon ini.
Tapi kini setelah ada party
lain yang datang, situasi seperti ini tidak bisa dihindari lagi.
Pale menggelengkan
kepalanya.
“Tidak perlu keluar. Ini
bukanlah dungeon yang kecil, jadi silahkan pakai saja untuk leveling
kalau mau.”
“Ya, silahkan leveling
disini, jangan sungkan-sungkan. Dungeon ini terlalu besar untuk party
dengan jumlah anggota yang sedikit seperti kami.”
Ucap Surka. Pale dan anggota
party lainnya menunjukkan sikap yang amat sangat sopan.
Di Benua Versailles, dungeon
dengan level yang lebih tinggi kerap dimonopoli oleh suatu pihak
tertentu, dan pembunuhan juga sering terjadi di dalamnya.
Wajar bagi suatu party untuk
diusir dari dalam dungeon bila mereka tidak mendapatkan ijin dari
party lain yang sudah leveling terlebih dahulu di tempat itu.
Ada juga kemungkinan untuk
mengusir party lain yang sudah cukup lama leveling di dalam dungeon
yang sama.
Seechwi tampak merasa
senang.
“Terima kasih banyak.
Chwitchwit!”
“Tapi kalian mau leveling
di mana? Kalau mau, kalian boleh ikut bersama kami. Apa kamu tidak
keberatan, Weed?”
Seechwi tersenyum saat ia
mendengar apa yang dikatakan oleh Pale. Di Benua Versailles,
kesempatan untuk bertemu dengan orang yang begitu baik dan tulus
sangatlah kecil.
Bagi Orc, hal semacam itu
malah menjadi semakin sulit. Kebanyakan orang tidak akan membiarkan
orang asing bergabung dalam party mereka.
Bisa dilihat bahwa Pale dan
kawan-kawan adalah orang yang penuh dengan perhatian, karena mereka
mau mengundang Seechwi dan Seoyoon untuk bergabung ke dalam party
mereka.
“Kerja bagus, Pale.”
“Nah, begitu dong!”
“Kita harus membantu orang
yang membutuhkan.”
“Hahaha. Toh kita juga
tidak rugi atau apa kan?”
Geomchi2, Geomchi3,
Geomchi4, dan Geomchi5, memuji Pale bersama-sama. Yang mereka lihat
adalah seorang wanita, dan mereka bahkan tidak menganggap Seechwi
sebagai Orc!
Itu adalah kelompok orang
yang memiliki hati yang baik.
Seechwi merasa berterima
kasih kepada Geomchi2, Geomchi3, Geomchi4, dan Geomchi5.
'Sungguh orang-orang yang
baik.'
Seechwi tersenyum dan
berkata.
“Senang bertemu dengan
kalian. Namaku adalah Seechwi. Chwit! Dan gadis ini adalah Seoyoon.
Chwit!”
'Bagaimana mungkin dia bisa
datang ke tempat ini!'
Weed merasa terkejut di saat
ia melihat Seoyoon.
Seoyoon memang berusaha
untuk menyembunyikan wajahnya, jadi Weed tidak bisa memastikan bahwa
itu adalah dia dari wajahnya.
Namun aura yang ia
pancarkan! Weed bisa melihat armor dan pedang yang hanya dimiliki
oleh Seoyoon.
Masalahnya adalah, Seoyoon
pasti sudah menemukan patung bermodelkan dirinya sendiri yang dibuat
oleh Weed.
'Aku tidak mengira bahwa kau
akan mengejarku sampai ke tempat ini. Namun, yang ingin kau tangkap
adalah Karchwi, dan bukan aku, Weed.'
Weed mengirim pesan kepada
seluruh anggota partynya.
- Fakta bahwa aku adalah Orc Karicwhi adalah sesuatu yang harus dirahasiakan.
- Ya, aku tahu.
Seluruh anggota partynya
dengan mudah mendengarkan permohonan Weed.
Orc Karichwi sudah menjadi
figur ternama di barisan Hall of Fame. Tidak perlu bagi mereka untuk
menyebarkan informasi tersebut kepada orang lain, dan menyebabkan
munculnya masalah-masalah yang tidak diinginkan bagi Weed.
Faktanya, Weed merasa takut
bila anggota partynya menyebarkan fakta tersebut.
Dia memiliki alasan untuk
merasa takut.
Akan menjengkelkan bila
Seoyoon mengejar Weed kemana-mana sambil mengayunkan pedangnya.
Weed sama sekali tidak
merasa takut bila dihadapkan dengan bos monster.
Tapi, dia memiliki harga
diri sebagai seorang pria!
Semuanya akan baik-baik
saja, selama mereka tidak mengatakan apa-apa.
Kini setelah Seoyoon
bergabung dengan partynya, Weed kembali meningkatkan kecepatan
leveling.
Ia ingin mencegah situasi
dimana para anggota partynya bisa mengobrol dengan Seechwi dan
Seoyoon.
Semua orang di dalam party,
selain Weed tentunya, merasa khawatir.
'Bisakah mereka bertarung
dengan baik?'
'Aku harus melindungi
mereka.'
Geomchi2, Geomchi3,
Geomchi4, dan Geomchi5, mulai bersaing dengan satu sama lain.
Ksatria-ksatria pemberani
yang datang untuk membantu saat ada monster yang menyerang. Itu
adalah cara terbaik untuk mencari teman di Benua Versailles. Seechwi
dan Seoyoon diposisikan disamping Irene. Kemudian ada Skeleton Knight
yang muncul.
Seoyoon menghunuskan
pedangnya dan langsung menerjang ke depan dengan gagah berani.
Kwakwakwakwang!
Serangan yang kuat datang
dari ayunan pedangnya!
Serangan itu memiliki daya
hancur yang mengerikan.
Bertarung dengan menggunakan
mana memang lebih mudah, namun mengatur mana dalam pertempuran adalah
hal yang sulit. (TL:kgk nyambung, emang...)
“Krahhagh!”
“Tulang-tu.....lang
ku.......”
Para Skeleton Knight
dihancurkan dengan brutal.
Monster yang harus dihajar
berkali-kali oleh Weed dan para Geomchi untuk bisa dibunuh, mampu
dihabisi dengan mudah oleh Seoyoon.
“....”
Geomchi4 membuka mulutnya
lebar-lebar.
Tidak ada lagi harapan yang
tersisa!
Kesempatan untuk memamerkan
kekuatan mereka dalam pertempuran, lenyap begitu saja. Weed sudah
memahami kekuatan Seoyoon, namun bagi anggota party yang lain, mereka
benar-benar terkejut melihatnya.
Ini adalah pertama kalinya
mereka melihat player dengan level setinggi itu.
Stamina yang tidak terbatas.
Sifat yang dimiliki seorang
Berserker adalah untuk terus menerus bertarung melawan monster.
Bersama dengan Seoyoon,
leveling menjadi jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Dark Shaman yang menggunakan
sihir kegelapan muncul dan menghadang jalan mereka.
Teknik yang mereka miliki
mampu meningkatkan kekuatan dari para undead.
Weed dan partynya bertarung
tanpa henti melawan undead dengan level tinggi, yang dibantu dengan
sihir kegelapan dari para Dark Shaman.
“Hah, hah, ini, terlalu,
hah, sulit...”
Pale sudah hampir kehabisan
nafas.
“Aku lebih baik mati
daripada terus lanjut seperti ini.”
Dalam situasi ini, Maylon
ingin bunuh diri. Namun, dia sudah melihat 'contoh' yang diberikan
oleh Hwaryeong dan Zephyr, jadi sekalipun dia ingin mati, Irene tetap
akan memulihkan dan mengembalikan dirinya ke dalam kondisi sempurna.
'Tidak ada yang boleh mati
tanpa ijin dariku!'
Keutamaan tertinggi dari
seorang Priest!
Tidak ada yang bisa mati
dalam pertempuran.
Kini situasinya sudah
berubah. Mereka memohon agar Irene mau membiarkan mati. Tapi Irene
menolak mereka dengan tegas.
Dibawah perlindungan Irene,
mereka tidak diijinkan untuk mati. Dan itu hanya membuat mereka
semakin menderita, dan meningkatkan keinginan mereka untuk mati!
Mereka terus melawan pulusan
musuh dalam jangka waktu 1 jam. Dulu, mereka sering beristirahat
dalam jangka waktu tertentu, dan mengobrol dengan santai saat
leveling.
Namun, dengan hadirnya Weed,
semuanya berubah.
Hampir tanpa istirahat,
leveling tanpa henti.
Weed berhasil
mempertimbangkan secara menyeluruh, berbagai gerakan dan kemunculan
para monster, beserta pengaturan waktu, HP, MP, stamina, dan tingkat
kelelahan rekan-rekannya.
Kalau MP nya tidak cukup,
dia akan menggunakan skill Bandage untuk memulihkan HP.
Ia menghajar monster
habis-habisan dengan kemampuan bertarung jarak dekat yang ia miliki.
Leveling menjadi
berkali-kali lebih sulit dari biasanya.
Hanya dalam jangka waktu 1
jam, ada beberapa momen yang mematikan bagi mereka.
Bila dulu mereka akan masak
dan makan saat beristirahat di sela-sela pertarungan, kini mereka
akan minum dan makan roti sambil berjalan.
Kecepatan leveling yang
mampu memecahkan rekor.
Itu adalah pengalaman
pertama dalam leveling yang sesungguhnya bagi Pale dan Irene.
Di Continent of Magic, Weed
bakal membasmi seluruh monster sampai punah di saat ia leveling. Kini
ia melakukan hal yang sama di Benua Versailles. Sayangnya, kini
anggota partynya juga ikut menyaksikan dan berpartisipasi dalam
peristiwa tersebut.
Hari demi hari berlalu, dan
mereka pikir bahwa mereka akan menjadi gila.
“Bagaimana mungkin mereka
ini manusia...”
Selama 2 hari, mereka
terus-terusan mengeluh, namun kemudian mereka berhenti melakukan itu.
Bila mereka memiliki tenaga
untuk mengeluh, mereka lebih memilih untuk menggunakan tenaga itu
untuk beristirahat.
Leveling dengan kecepatan
yang luar biasa semacam itu membutuhkan stamina tingkat tinggi.
Mereka bisa bertahan selama
3 atau 4 hari.
Namun mereka dipaksa untuk
terus berusaha lebih keras daripada apa yang sudah menjadi biasa bagi
mereka selama ini.
Kemudian di hari ketujuh.
.-.-.-.-.-.-
Kau telah menghabisi semua
monster yang ada di dungeon Rotten Lich
Mendapatkan gelar [Lich
Dungeon Hunter]
Fame +100
.-.-.-.-.-.-
Hak untuk mendapat
experience dan drop rate ganda telah menghilang
.-.-.-.-.-.-
Di hari ketujuh, mereka
berhasil membunuh semua monster yang ada di dalam dungeon. Weed
berhasil meningkatkan skill Sword Mastery miliknya sebanyak 5 level.
Namun, itu semua memberikan
efek samping yang parah terhadap anggota partynya yang lain.
“Kegh, hakh... hakh....
hakkh.!”
Pale, Maylon, Surka, Irene,
Zephyr, dan Hwaryeong roboh di tempat. Mereka terlalu lelah untuk
bisa berdiri.
Hanya Weed, Seoyoon,
Seechwi, dan para Geomchi yang masih bisa bertahan.
Seechwi sendiri sebenarnya
juga tidak memiliki cukup banyak tenaga yang tersisa.
Sekalipun dia hanyalah
player dengan level kecil yang menumpang, dia berhasil mendapatkan
jumlah experience yang cukup banyak.
'Monster-monster ini!'
Menurut Seechwi, Weed dan
para Geomchi bukanlah manusia.
Pada mulanya dia berpikir
bahwa Weed dan para Geomchi hanyalah orang-orang yang jantan, namun
kemudian ia memutuskan bahwa mereka adalah monster, setelah dirinya
digeret kemana-mana.
Karena Seechwi memiliki
level yang rendah, dia pun harus banyak bertahan. Geomchi2 tidak
merasa ragu untuk melindungi Seechwi, walaupun Seechwi sendiri
memiliki penampilan yang buruk.
Jaman sekarang, jarang ada
pria yang mau melakukan hal semacam itu.
Tapi soal levelingnya....
“Baik, sampai jumpa nanti.
Chwiichwiik!”
Seechwi log out dari game,
dan Seoyoon memutuskan koneksinya tanpa mengucapkan apa-apa.
Sekalipun dia bertarung melawan monster untuk menghilangkan rasa
stress yang ia derita, ini tetap saja kelewatan.
Anggota party yang lain juga
hendak pargi, namun kemudian Weed menatap Geomchi.
“Master.”
“Huh?”
“Kalian harus berhati-hati
saat leveling. Aku memiliki peta dari dungeon ini, jadi aku bisa
menemukan tempat yang tidak dihuni oleh banyak monster.”
“Hmm, baiklah. Haruskah
aku menggunakan perban terus menerus?”
“Lebih baik gunakan perban
dengan hemat.”
Mantap
ReplyDelete