Friday 24 April 2015

Moonlight Sculptor Vol 1 Chapter 7

Maestro Pertempuran

Sarang Litvart terletak di pintu masuk Grave Mountains, tiga jam perjalanan dengan menunggang kuda dari benteng Serabourg. Anak kuda yang ditumpangi Weed seringkali keluar dari jalur yang benar, dan malah kadang-kadang makan rumput dengan santai. Ia harus membujuknya agar tetap berada di jalur yang benar. Di depan dungeon, seorang prajurit yang akan mengawasi kuda tunggangan mereka telah menunggu.

"Johnson, jaga kuda-kuda ini dengan baik."
"Baik, pak."


Pasukan yang dipimpin oleh Sir Midvale menyerahkan kuda mereka pada prajurit bernama Johnson, dan masuk ke dalam dungeon. Weed akhirnya terbebas dari anak kuda itu.


"Siap bertempur!"
"Pasang formasi!"


Para pasukan melindungi diri mereka dengan perisai bulat dari baja dan mempersenjatai diri dengan tombak dan pedang. Dibandingkan mereka, equip milik Weed bagaikan ampas. Satu pedang besi dan satu busur. Sir Midvale yang menggunakan chain mail mendekatinya.


"Hanya itukah yang kau punya, Weed?"
"Ya, pak."
"Kau memiliki perbekalan yang kurang bagus untuk bertarung di garis depan. Siaga di belakang dan bantu para prajurit."
"Ya, pak."


Para prajurit mengangkat perisai mereka dan mulai memasuki dungeon. Weed mengikuti mereka dari belakang. Setelah beberapa saat masuk, mereka menemukan 5 kobold tengah beristirahat di sekitar api unggun, memasak sesuatu. Kaget dengan penampakan pasukan yang tiba-tiba, para Kobold langsung siaga.


"Graaah!"
"Musuh! Serang manusia!"


Kobold adalah monster kecil dengan level 20an, tinggi mereka tak sampai 4 kaki, dan bersenjatakan perisai kayu dan pedang dari tembaga.


"Bunuh, bunuh!"
"Usir manusia jahat! Mereka hancurkan rumah! Bangkit, prajurit Kobold yang berani!"


Ketika para kobold maju, para prajurit mendadak gugup. Rekrutan baru, baru lulus dari akademi, tak pernah ikut dalam pertempuran sebelumnya. Saat Weed melirik pada Sir Midvale, tak tampak keinginan untuk menolong pasukannya, layaknya satu dua korban adalah hal yang wajar.


'Bukankah seorang knight harusnya menjaga agar pasukannya tetap hidup? Mungkin ia ingin anak buahnya merasakan bagaimana itu sebuah pertempuran dengan tangan mereka sendiri.'


Para prajurit dengan cepat membentuk barisan formasi dan maju ke arah gerombolan Kobold. Beberapa kobold melempari mereka dengan batu menggunakan ketapel, namun serangannya tak mengganggu para prajurit sedikitpun. Menang jumlah dan memiliki equip yang lebih bagus, pada prajurit mengalahkan kobold dengan sedikit kerusakan. Setiap seekor kobold mati, sepotong besi kecil jatuh ke tanah.


"Buren, Becker, kumpulkan barang-barang itu."


Dua prajurit yang namanya dipanggil oleh Sir Midvale mulai mengumpulkan potongan-potongan besi. Besi itu hanyalah perunggu dengan kualitas rendah yang tak terlalu mahal, namun dapat digunakan untuk membuat alat pertanian. Salah satu alasan kenapa kerajaan membentuk pasukan seperti ini, selain untuk melatih rekrutan baru dan mengembalikan keamanan daerah adalah mengumpulkan rampasan perang, menjadi masukan keuangan yang cukup kreatif.


'Aku harus ikut berburu...'


Pada pertempuran selanjutnya, ia mengambil Bow of Theo Grande dan mengarahkannya ke leher seekor kobold.


'Tahan nafas, mantapkan posisi tangan, dan arahkan ke sasaran.'


*Swish*
AGI yang tinggi dan skill handicraft milik Weed membantu panahnya untuk mengenai kobold yang ditarget dengan tepat.


Level naik


Ketika Weed membunuh tiga kobold, pesan instan tentang naik level muncul. Kobold yang memiliki level di atas 20 memberikan EXP yang sangat besar untuk Weed yang masih level 13. Setiap kobold yang terkena panahnya langsung mati karena ia sengaja memilih kobold yang sudah sekarat.


Dengan pintar, Weed menembak dengan mudahnya dari belakang ketika para prajurit mempertaruhkan nyawa mereka di garis depan. Itu adalah taktik yang egois tapi aman. Seorang penjahat yang membakar sebuah rumah bagaikan seorang malaikat dibanding tetangga yang mengambil barang-barang dan perhiasan dari rumah yang terbakar, bukan begitu?


Apa yang dilakukan Weed sangatlah keji, mengambil keuntungan dari kompatriotnya yang dengan susah payah melawan monster. Orang yang baik tak akan mengeksploitasi mereka. Di sisi lain, Weed memikirkan bahwa taktik ini bisa menjadi sebuah bumerang ketika para prajurit mulai menyadarinya dan mengkritiknya.


Bayangkan bagaimana perasaan mereka ketika seekor kobold yang hanya butuh satu sentuhan tiba-tiba mati oleh panah yang entah dari mana asalnya. Weed hanya menyerang kobold yang melarikan diri sebagai usaha terakhir mereka untuk bertahan hidup, atau ketika seorang prajurit tak berdaya dikepung oleh dua atau tiga kobold.


Level naik

Tiap kali seekor kobold mati ditangannya, Weed tersenyum dengan riang. Ketika prajurit yang lain berjuang keras, yang perlu ia lakukan hanyalah menembakkan anak panah dari tempat yang aman. Apa yang lebih mudah dari itu?


Levelnya naik dengan pesat, secepat naiknya harga stok dari Google. Rencana Weed untuk membeli panah sebelum questnya dimulai benar-benar terbayar lunas. Dalam perjalanan masuk lebih dalam di dungeon, mereka menemukan tempat terbuka yang luas. Sir Midvale dan beberapa orangnya memutari tempat itu, membunuh beberapa kobold saat mendeteksi mereka, dan kembali ke tempat itu.


"Istirahatlah dan persiapkan makan siang," perintah Sir Midvale.


"Ya, pak."


Buren dan Becker buru-buru mengeluarkan panci besar dan menyalakan api. Sebagai anggota yang paling muda di pasukannya, mereka berdua paling sering diperintah untuk mengerjakan tugas rumah. Weed berjalan ke arah mereka dan mengambil sebuah pisau.


"Aku akan membantumu."


Kata Weed, sambil tersenyum.


"Oh, tak perlu," kata Becker.


"Well, aku suka memasak. Aku masih seorang amatir, tapi alangkah baiknya bila aku bisa menyajikan makanan untuk para prajurit berani yang mendedikasikan pedang dan perisai kalian untuk Rosenheim?"
"Kau baik sekali, Weed."


Weed dengan cepat memenangkan hati para prajurit. Seseorang yang mengajukan diri untuk mengerjakan tugas dalam sebuah perjalanan sangatlah digemari. Yang pasti, sikap Becker dan Buren terhadap Weed berubah. Mereka menyukai Weed yang mengambil pisau dan mulai memotong daging.


Tentu saja, ia punya agenda sediri, dan itu tak ada hubungannya dengan kebaikan universal atau apalah. Menaikkan level skill Cookingnya. Weed memotong dan melemparkan daging ke dalam panci, menambah sayuran dan rasa untuk membuat sup. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melayani 32 orang cukup banyak. Weed sadar bahwa memasak dengan jumlah banyak adalah jalan pintas untuk menaikkan skill memasaknya secepat mungkin.


Level Up: Cooking[2]
    Menguatkan rasa makanan.
    Menambah kecepatan recovery HP ketika dihidangkan.
    Menambah HP ketika dihidangkan. (+5% HP)



Level Up: Handicraft Skill [2]
    Menguatkan craft skill anda di segala bidang.

Dua jendela pesan muncul hampir bersamaan. Skill memasak milik Weed naik dengan cepat, sedangkan Handicraft skill hanya butuh beberapa poin EXP lagi untuk naik ke level 7. Benar-benar, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Weed mencicipi sesendok sup, sebuah hak khusus bagi seorang chef.


"Mantap."


Membandingkan sup ini dengan roti gandum murah yang dijual di seluruh toko pangan adalah hinaan. Memang tak seenak babi panggang yang ia makan di lain hari, namun cukup memuaskan untuk percobaan kateringnya yang pertama, karena skill handicraftnya yang tinggi menutupi rendahnya level skill memasaknya.


"Semuanya! Masakan sudah siap! Silahkan dinikmati."


Para prajurit yang merasa lapar karena pertarungan yang melelahkan disajikan satu mangkuk sop tiap orang, yang mereka makan dengan rakus.


"Ohhh, enak sekali."
"Aku tak percaya makan diluar bisa seenak ini."
"Entahlah, aku pikir ia memasak lebih enak daripada istriku."


Mereka semua memberikan jempol pada Weed. Reaksi mereka mengatakan padanya bahwa mereka ingin Weed untuk tetap memasak. Ia mengisi mangkuknya yang kosong dengan sup daging terus menerus ketika ada yang meminta, dan juga, mengisi perutnya sendiri. Para prajurit menghabiskan seluruh isi panci, dan ketika istirahat selesai, Sir Midvale datang menemuinya. Ia bertanya pada Weed,


"Weed, maukah kau tetap memasak untuk orang-orangku?"


Ternyata, bahkan seorang knight pemberani menghargai masakan enak. Sekalipun, permintaannya dikarenakan sebagai seorang bangsawan ternama, lidahnya telah terbiasa dengan masakan enak sampai-sampai tak bisa makan yang kurang enak.


"Ya, pak. Aku akan mengurus soal makan."


Dengan demikian, Weed telah menjadi koki ofisial bagi pasukan. Ia tak punya alasan untuk menolak permintaan Sir Midvale, toh ia bisa menaikkan skill memasaknya dengan cara menyajikan sup tiga kali sehari untuk 32 orang. Apalagi, bukan itu saja yang bisa ia lakukan.


"Senjata dan armor, aku bisa memperbaikinya! Bawa padaku sesuatu yang rusak jika kau memilikinya."
"Benarkah?"
"Bisakah kau memperbaiki pedangku?"
"Perisaiku sedikit rusak, ketahanannya sisa sedikit..."
"Tunjukkan padaku apa yang kau punya. Repair!"


Weed menggunakan skill repair untuk memperbaiki senjata dan equip yang beberapa prajurit bawa padanya. Untuk memperbaiki equip yang rusak pada blacksmith di kota, kau membutuhkan cukup banyak uang. Jika equip memiliki ketahanan yang rendah, mereka bisa tiba-tiba hancur di tengah-tengah pertarungan.


"Terima kasih, Weed!"


Weed dipuja oleh para prajurit. Ia bisa mengupgrade skill handicraft dan repair miliknya, dan mendapat kepercayaan dari para prajurit sebagai bonnus. Sir Midvale, yang tadinya ragu-ragu akan rekomendasi temannya untuk membawa Weed pada misinya, sekarang merasa puas.


"Kau bosnya, Weed!"
"Ah tidak juga, pak."


Weed membaur dengan seluruh pasukan. Siapa yang tahu kesulitan seperti apa yang akan mereka hadapi tanpanya. Mereka harus kembali ke desa terdekat dari waktu ke waktu saat mereka membutuhkan senjata mereka untuk diperbaiki, dan mereka akan cepat lapar.


Magic item yang jarang didapat membutuhkan kertas identifikasi, yang berharga beberapa gold satuannya. Sebaliknya, Weed bisa mengidentifikasi mereka di tempat dengan skill identifikasinya. Bagi para prajurit, akan jadi siksaan bila mereka makan sesuatu yang oleh Buren dan Becker sebut sebagai sup daging, apalagi setelah mereka menikmati versi buatan Weed.


"Dari awal kami bukanlah koki!"


Buren dan Becker berteriak bersamaan. Seperti ini, para prajurit dan Weed membentuk sebuah pertemanan yang tak bisa dibayangkan.


*Swish*
Ketika sebuah panah terbang dari Weed, seekor kobold mati. Kobold dianggap sebagai monster yang cukup lemah. Mereka tahu bagaimana cara menggunakan alat, tapi alat-alat milik mereka layaknya dibuat oleh anak-anak. Singkatnya, mereka mengandalkan jumlah mereka yang banyak dalam pertempuran.


"Kiyoyo!"


Kelompok kobold yang berisi 9 ekor maju bersamaan.


'Kemarilah! EXP ku yang berharga!'


Seringai besar muncul di wajahnya, Weed menyambut para kobold dengan sorakan yang tak terdengar. Ia menembakkan panah semaunya, mendapatkan EXP dengan gampang. Toh, pertahanan diurus oleh para prajurit. Apa yang perlu ia lakukan hanyalah menembakkan panah sebanyak mungkin.


Level naik
Level naik
Mendapat skill Archery.

Levelnya naik dengan gila. Weed juga mendapat archery, skill yang biasanya eksklusif untuk profesi archer. Tak terlalu mengejutkan, karena ia tak melakukan apapun selain menembaki panah dan tak pernah sekalipun mengayunkan pedang di pertempuran.


Biarpun begitu, para prajurit tidak iri sedikitpun. Karena setelah pertempuran, Weed adalah orang yang paling sibuk. Ia memasak, memperbaiki senjata dan equip dan merawat yang terluka. Sir Medvale memiliki beberapa HP pot untuk jaga-jaga, namun prajurit di pasukannya tak bisa membeli obat semahal itu. Weed menggosokkan ramuan dan membalut luka dengan skill handicraftnya.


Mendapat skill Bandage.
    Memungkinkanmu untuk menghentikan pendarahan.
    Skill yang berguna untuk menyembuhkan luka.

Jumlah maksimal skill yang seorang player bisa pelajari sebelum memilih sebuah profesi adalah sepuluh. Skill bandage milik Weed, terkena efek oleh skill handicraft yang tinggi, memiliki efek yang menakjubkan. Sembari sibuk merawat 30 pasien setiap hari, skillnya naik dengan pesat.


Pasukan berputar-putar di lantai 1 dan 2, membantai kobold selama seminggu. Beberapa player kadang bertemu dengan pasukan itu dan melihat Weed dengan tatapan iri karena ia bisa bergabung dengan pasukan NPC untuk berburu monster bersama mereka.


Seminggu membunuh kobold menaikkan levelnya ke 26. Repair skill mencapai level 3, dan cooking skill, sekarang level 4, membuatnya mendapat opsi spesial untuk menambah 50 HP bagi mereka yang makan sajiannya sampai tingkat kepuasan mereka naik. Namun, ia masih punya masalah.


"Quest information Window."


    Operasi Pembersihan Sarang Litvart [II]
    Ada seratus monster yang hidup di Sarang Litvart. Bunuh mereka semua, dan buktikan dirimu cukup layak untuk profesi yang terhormat. Selesainya quest ini akan membuka jalur yang benar untuk takdirmu.
    Tingkat kesulitan: Tak diketahui
    Syarat Quest: Tak ada
    Monster Tersisa: 100

Tentang quest yang diberikan oleh konselir Rodriguez, jumlah monster yang harus ia bunuh tak berkurang satupun sekalipun ia telah membunuh ratusan kobold. Setelah pemanasan selama seminggu di daerah kobold, pasukan pergi menuju tingkat ketiga dungeon— daerah kekuasaan goblin.


Sembari berburu kobold awalnya bertujuan untuk memberikan pengalaman bertarung pada prajurit baru, melawan goblin dapat membahayakan nyawa mereka. Level kobold berada di kisaran 20an. Kobold berandalan level 23, dan kobold warrior yang agak kuat level 28, sedangkan kobold tanpa gelar level 20.


Di sisi lain, goblin memiliki level level diatas 50. Senjata dan equip mereka jauh lebih bagus dibanding kobold dalam hal serangan dan pertahanan. Kekuatan bertempur dari goblin juga 5 atau 6 kali lebih kuat daripada kobold.


"Hati-hati mulai sekarang. Jika kau merasakan dirimu dalam bahaya, langsung mundur."
"Ya, komandan!"


Para prajurit tak dapat menyembunyikan kegembiraan dan ketegangan mereka. Level mereka berada di kisaran 22 sampai 25 dari berburu kobold, namun keyakinan mereka surut saat memikirkan bahwa mereka akan melawan musuh yang tak diketahui yang bahkan levelnya 2x lebih tinggi dari mereka. Satu-satunya hal bagus adalah goblin berkumpul dengan jumlah yang lebih sedikit daripada kobold.


"Whew."


Weed mengeluarkan nafas jengkel. Perutnya terasa mengental membayangkan jika pasukan bertarung melawan goblin dalam kondisi seperti ini, mereka pasti akan mendapat korban yang tak terelakkan.


'1/3? Atau mungkin lebih? Aku berharap kita gak mati semua.'


Jika Weed yang memimpin pasukan, ia akan mengambil waktu untuk pasukannya agar naik ke level yang lebih tinggi dan mendapat pengalaman lebih banyak sebelum ia menggiring mereka ke markas goblin, belum lagi ia juga akan mengajari mereka bagaimana cara bertarung dengan goblin secara efisien.


Namun komando dari pasukan ini secara utama adalah Sir Midvale. Weed hanya memiliki 2 opsi tersisa. Mengikuti mereka seperti sebelumnya, dan hanya bisa melihat mereka mati, atau ia menyerah pada questnya dan berburu lebih banyak kobold sendirian sampai levelnya cukup untuk menghajar para goblin. Pilihan kedua, yang akan banyak merugikannya, tak mungkin ia pilih.


Faktanya, alasan kenapa Weed peduli dengan para prajurit adalah karena ia tak mau melihat mereka mati sia-sia setelah ia bekerja keras untuk membentuk sebuah persahabatan dengan mereka.


"Mereka datang. Bersiaplah!"


Bahkan sebelum Sir Midvale menyelesaikan kata-katanya, beberapa goblin muncul dengan cepat dari sebuah gua.


"Kigggg!"
"Manusia, manusiaaaaa!"
"Bunuh!"


Ada 5 goblin. Jumlah total prajurit dengan goblin berbanding 6:1. Weed berencana untuk menembakkan panah ke arah goblin untuk mengambil inisiasi dan untuk mencari kesempatan lainnya nanti— tak diragukan lagi, seekor goblin memberikan EXP yang sangat banyak, dan ia ingin mendapatkannya.


Namun, para prajurit terdiam. Mereka tak bergerak sedikitpun layaknya terpaku pada tanah dimana mereka berdiri, Dan semangat bertarung dipancarkan oleh para goblin! Para prajurit gemetar saat melihat musuh dengan level 50. Pedang mereka terjatuh, dan perisai mereka bergetar keras.


'Idiot...'


Weed sedikit bingung. Goblin bukanlah lawan yang mudah dikalahkan sekalipun para prajurit bertarung tanpa takut, dan sekarang mereka terpaku sebelum pertarungan dimulai. Ini akan berujung pada sebuah bencana. Weed melirik ke arah Sir Midvale, yang sedang berdiri disampingnya. Tentu saja, si knight tak memiliki mood untuk memotivasi pasukannya.


'Yang lemah pantas untuk mati.'


Kode keksatriaan yang dikembangkan dalam Kerajaan Rosenheim sangatlah berdarah dingin. Weed melangkah maju. Ia menyampirkan busurnya ke punggungnya dan memegang pedang besi.


'Aku percaya pada persahabatan yang telah susah payah aku bangun.'


Lalu, ia melakukan sesuatu yang tak bisa diimajinasikan oleh prajurit lain yang mengingat apa yang dilakukan olehnya di pertarungan sebelumnya. Weed meneriakkan seruan perang dan lari menuju para goblin!


"Hiyaaat!"


*Klang*
Pedang Weed dibelokkan dengan mudah, memberinya perasaan kesia-siaan. Ia bisa menutup kekurangan levelnya dengan statusnya yang besar, namun jangkauannya yang pendek dengan pedangnya sangatlah kritikal. Pedangnya tak terlalu efektif melawan goblin yang menggunakan tombak yang lebih panjang.


'Aku tak menggunakan equip bertahan sama sekali. Kalau mereka mengenaiku, aku mati.'


Para goblin mengehentikan pedang Weed, dan hampir di waktu yang bersamaan, menusukkan pedang mereka kearahnya. Ia membungkuk untuk menghindari mereka. Butuh kombinasi antara refleks nya yang menajubkan dan pikiran cepat untuk menyelamatkan nyawanya. Ia tak ada niat untuk bertarung melawan goblin secara serius, jadi serangannya tak terlalu keras.


"Mati kau, manusia!"
"Pedangmu cacat!"


Dengan lima tombak, para goblin menyerang secara ngawur yang di arahkan oleh insting mereka. Selama Weed tak terlau dekat dalam jarak pedangnya, ia aman dari resiko tertusuk-tusuk oleh tombak mereka. Namun, ia berpura-pura seperti dalam kesulitan, menghindari tombak mereka dengan jarak hanya beberapa inci. Di mata para prajurit, pemandangan yang mereka lihat tampak seperti perjuangan sia-sia oleh makhluk yang lemah.


Sekalipun sudah cukup lama sejak level Weed melampaui para prajurit, pandangan mereka terhadap tugasnya membuat mereka berpikir bahwa Weed hanya bisa mengerjakan tugas seperti memperbaiki barang, memasak, dan mengobati. Weed yang mereka pikir seperti itu sedang melawan goblin! Mata para prajurit mulai penuh dengan keyakinan. Setelah beberapa pertukaran serangan, Weed mundur beberapa langkah dan berteriak dengan suara sekeras guntur,


"Lihat mereka! Goblin ini lebih lemah dari yang kita kira! Lihat diri kita! Kita memiliki jumlah yang lebih banyak! Kau tidak sendiri; kita memiliki satu sama lain! Rekan kita akan menjaga kita!"
"Hoo—aaaaaah!"


Para prajurit mendapati moral mereka kembali.


"Memalukan bagi kita jika kita bersembunyi di belakang Weed layaknya tikus!"
"Bangkit— Hajar!"


Mereka lari langsung ke arah goblin. Weed dengan cepat menyadari akan pertempuran jarak dekat yang akan terjadi dan mundur dari pertempuran.


"Bajingan tengik ini hanya menggunakan tombak. Jika kita bertarung dalam jarak tombak mereka, hanya akan merugikan kita. Gunakan perisaimu. Angkat mereka, maju, persempit jarak di antara kalian, dan halangi mereka untuk menusukkan tombaknya secara bebas."
"Aye!"
"Aku akan mengikuti perintahmu!"


Weed memberikan saran pada waktu yang tepat dengan cara ramah. Karena persahabatan diantara mereka mencapai maksimum, perintahnya langsung dijalankan oleh para prajurit. Mereka menekan para goblin mundur. 2/3 dari mereka menahan perisai mereka di depan, dan sisanya memegang pedang.


Sembari dua baris pertama maju menggunakan perisai, tombak yang ditusukkan oleh para goblin hanya bisa memantul kembali, mengagetkan musuh yang tak punya otak. Sekali jarak mereka menjadi sangat dekat, barisan yang membawa pedang mulai mengayunkan pedang mereka.


Leadership naik 3 poin. (+3 LEA)

Weed, yang tengah beristirahat dibelakang, leadershipnya naik sebanyak 3 poin. Status leadership menguatkan kontrol terhadap pasukan NPC, dan membuatnya lebih gampang untuk mendapat pengikut atau tentara bayaran. Karena para prajurit termotivasi oleh kata-kata Weed dan beraksi, poin leadership miliknya naik.


*Slash*
Goblin, berbalik dengan level mereka yang tinggi, tak dapat mengalahkan para pasukan, yang mengeroyok mereka dengan 6 orang. Serangan mereka yang terkoordinasi membunuh goblin satu demi satu.


Taktik pasukan Roma seperti ini akan tak berguna melawan pasukan dengan jumlah yang sama, namun pasukan beranggotakan 30 prajurit dengan perisai, mengepung dari 4 arah, membantai para goblin, yang menggunakan tombak panjang.


Panah yang kadang-kadang ditembakkan oleh Weed setelah ia mundur ke belakang pasukan mengalihkan perhatian para goblin lebih banyak lagi. 5 goblin!


'Salah satu dari mereka adalah milikku!'


Weed mengamati pertempurannya, dan ketika seekor goblin sedang sekarat, ia menembakkan panah tepat di lehernya.


Level naik

Sejak Weed mencapai level 26, kobold tak memberikan banyak EXP seperti sebelumnya. Memang masih lumayan banyak, tapi bagi Weed itu terlalu rendah. Seekor goblin berada di dimensi yang berbeda dari seekor kobold. Ketika Weed membunuh goblin, hanya itu saja langsung mengisi 70% sisa yang dibutuhkan untuk naik level, di level 27, dan masih tersisa 10% untuk level selanjutnya.


'Di level 50, goblin memberikan EXP yang lebih baik daripada kobold.'


Weed tergoda untuk mencium pantat para goblin. Hanya Tuhan yang tahu apa yang akan ia lakukan bila tak ada prajurit di sekitarnya. Pastinya akan susah untuk menemukan tempat berburu yang lebih baik daripada ini.


"Kita menang!"


Para prajurit berteriak kegirangan, melempar pedang mereka ke udara. Mereka penuh dengan keyakinan setelah dengan sukses mengalahkan goblin yang pertama.


"Goblin bukanlah tandingan kita."
"Nggak, kita menang dengan mudah karena kita mengikuti perintah Weed."
"Ia mempunyai bakat seorang pemimpin."
"Ia sangat pandai dalam mengukur kekuatan lawan."
"Dibawah perintahnya, kemungkinan kita untuk bertahan hidup sangatlah tinggi."


Setelah pertarungan selesai, para prajurit memuji Weed, sambil menepuk punggungnya. Dewi keberuntungan sedang tersenyum padanya! Namun, Weed mengalihkan pandangannya ke arah Sir Midvale dengan hati-hati.


Jika knight yang bersangkutan merasa direndahkan karena perintahnya diambil oleh orang asing tak dikenal, ia punya hak untuk mengeksekusi Weed tanpa perlu disidang, meskipun Weed meyakinkan dirinya bahwa persahabatannya knight yang dimaksud akan menghindarkannya dari skenario terburuk. Sir Midvale melihat mayat para goblin, dan tampak memikirkan sesuatu selama beberapa saat, lalu berkata kepada Weed:


"Kau adalah prajurit yang bagus, Weed. Aku melihat bakat yang hebat. Apa kau mau mengambil jalur sebagai Royal Guard?"
"Seorang Royal Guard?"


"Kau akan menjadi perwira di pasukan terhormat dari Kerajaan Rosenheim. Posisi awalmu adalah denarion."


Kamu menerima tawaran profesi!
Jika kamu menerimanya, kamu dapat mengambil posisi militer sebagai Denarion di pasukan Rosenheim.
Kamu akan memimpin 10 infanteri. Kamu juga akan menerima latihan reguler, dan pemasukan bulanan sebanyak 50 silver.
Apakah kamu mau menerima tawaran ini?


Setelah menyelesaikan latihan reguler, beberapa teknik pedang dasar dan sejumlah peralatan militer seperti pedang dan perisai akan diberikan. Tentunya, mereka bukanlah yang terbaik di dalam kota— sebuah pedang besi, atau sejenisnya, dan armor berat dengan hanya opsi pertahanan dan tanpa opsi ekstra. Weed menggelengkan kepalanya karena, menurut cetak biru rencananya, terlalu dini untuk memutuskan untuk bergabung di suatu pekerjaan yang spesifik.

"Saya merasa terhormat karena anda memiliki opini yang begitu tinggi tentang saya, pak. Namun saya tak bisa menerimanya. Seorang Royal Guard pastinya adalah cita-cita saya, namun saya ingin mencurahkan waktu saya untuk pergi bertualang dengan bebas untuk menolong mereka yang lemah, dan mengalahkan monster jahat untuk sementara waktu. Darah seorang petualang mengalir dalam diri saya, Sir Midvale."
"Ya sudah, kalau begitu. Kalau kau berubah pikiran, beritahu aku. Untuk sekarang, ambil alih komando anak buahku."
"Bolehkah aku melakukannya?"
"Seharusnya memang jadi tugasku, tapi sepertinya anak buahku mau menuruti perintahmu, dan dapat belajar banyak darimu. Aku akan melihat dari belakang sampai mana kepemimpinanmu bisa menuntun mereka."


Sir Midvale mentransfer komando dari pasukan kepada Weed. Untuk sekarang, paling tidak para prajurit harus mematuhinya di dungeon ini. Tentu, ia tak mengharapkan kesetiaan yang dapat membuat mereka lompat ke jurang penuh api dengan satu kata. Leadership milik Weed terlalu rendah, jadi ia bergantung pada persahabatannya dengan para prajurit. Tentu saja, ia merasa tertantang dengan tugas barunya.


'Mantap! Aku akan memanfaatkan situasi ini.'


Weed membereskan busurnya, lalu mengambil pedang miliknya dan mengangkatnya ke atas. Itu adalah sebuah demonstrasi untuk posisinya yang baru. Demonstrasinya bakal tampak jelek jika ia memegang panah, mengingatkan pasukannya pada tingkahnya dulu di pertempuran yang tentunya tak bisa dibilang terhormat.


"Dengar, prajurit! Namaku Weed, dan mulai dari sekarang, aku mengambil alih posisi komandan. Aku minta kalian menjalankan perintahku dengan baik."
"Siap, komandan!"
"Tujuan utamaku adalah untuk membersihkan dungeon ini tanpa adanya korban. Lakukan yang terbaik, dan tak akan ada satu tetespun darah yang akan disia-siakan."
"Siap, komandan!"


Sejak Weed mengambil alih posisi komandan dari Sir Midvale, sikap pasukannya terhadap dirinya berubah drastis.


"Buren, Becker."
"Siap, komandan!"
"Tugasmu sekarang adalah sebagai pengamat. Jalan di depan pasukan, dan cari musuh di area. Sekalipun kita berada dalam pertempuran, kau harus tetap berhati-hati dan mencari bila ada musuh yang datang."
"Siap, komandan!"


Weed berjalan memimpin pasukannya dengan dua pengamat di depannya. Tak lama, Buren lari ke arahnya.


"Komandan."
"Bicaralah."
"Buren melapor, pak! 7 Goblin di arah jam 12. 2 female goblin dan 5 goblin raiders."

Goblin Raider, menurut database pribadi milik Weed, adalah monster level 58.


"Kerja bagus, Buren. Semuanya, berhenti!"


Weed memerintahkan pasukannya untuk bersembunyi, dan memasang beberapa perangkap. Lalu, ia pergi sendirian ke tempat dimana goblin terlihat. Seperti yang dilaporkan Buren, ada 7 goblin sedang beristirahat disana. Weed mengambil busurnya dan memanah goblin yang paling jauh. Sebelum panahnya mengenai target, ia berbalik dan lari.


*Swish*


"Kyakkk, manusia!"


Para goblin melihat sekeliling, melihat Weed, dan mengejarnya. Weed mengerti, bahwa jika ia dekelilingi oleh 7 goblin, iya tak akan punya kesempatan menang. Ia hanya berharap bahwa kakinya tak akan mengecewakannya.


*Thump*
Ketika Weed mendengar suara goblin semakin mendekat, ia mengigil. Sambil membawa tombak, para goblin berlari dengan langkah berat.


'Ya Tuhan, mereka bahkan bisa membuatku merasa takut. Ini yang bisa kau sebut sebagai game yang menakjubkan. Eh bukan, pekerjaan yang paling keren untukku.'


Sekalipun dalam keadaan berbahaya, pikiran Weed positif. Ia memang sendirian, namun ia akan aman ketika mencapai tempat dimana pasukannya bersembunyi. Weed lari layaknya pucuk ekor miliknya terbakar, dan akhirnya sampai di tempat yang ditentukan.


"Komandan!"


Buren dan becker adalah wajah pertama yang ia lihat.


"Siap-siap untuk bertempur. Goblin datang!"


Saat teriakkan Weed menggema, 7 goblin muncul dari dalam gua. Dalam beberapa saat, takdir mereka akan ditentukan.


"Kugh?"


Para goblin yang bodoh dan tak bisa berpikir tampak kaget dengan penampakan tiba-tiba oleh para prajurit dari batu tempat mereka bersembunyi. Lalu mereka melempari para goblin dengan obor yang menyala.


"Para bajingan ini sudah terjebak!"
"Terus dorong kedepan!"
"Mereka punya tombak. Hati-hati dengan tombak mereka! Siapapun yang terluka harus mundur, sekalipun itu parah maupun hanya lecet!"


Kalau Weed mengerti bahwa ia akan mengatur para pasukan, ia akan membeli lebih banyak jebakan. Ide yang paling bagus yang dapat ia pikir ketika tak ada alat lain ialah dengan melempar obor ke arah goblin.


Para prajurit bertarung dengan baik. Pasukan beranggotakan 30 orang itu layaknya sebuah mesin raksasa yang membuat goblin menjadi terpisah-pisah dan menghancurkan mereka satu demi satu. Mereka diperkuat oleh variabel yang tak bisa dihitung yang disebut moral.


Entah itu untuk monster atau NPC, moral adalah faktor penting dalam pertempuran. Para prajurit percaya pada pemimpin baru mereka, Weed. Di sisi lain, para goblin, yang bingung karena obor yang dilempari ke arah mereka, menyadari bahwa mereka telah masuk dalam sebuah jebakan, dikelilingi oleh manusia yang sangat banyak, dan kehilangan niat mereka untuk melawan balik.


"Manusia curang menyerang kita!"
"Kieeek! Lari selamatkan diri!"
"Kau pikir siapa yang akan membiarkanmu pergi hidup-hidup?"


Ketika para prajurit tanpa henti mendorong musuh mereka, mata Weed tampak menyala.


"Kepung mereka. Tutup pintu masuk goa!"
"Siap, komandan!"
"Biarkan prajurit yang terluka mundur dan berikan pertolongan pertama. Prajurit lain dengan HP penuh— fokus bertahan. Prajurit yang sudah disembuhkan tahan di posisi. Kalian harus siap untuk bergabung dalam pertempuran ketika aku memberi perintah!"


Dibawah perintah Weed, para prajurit membuat para goblin tak bisa bergerak secara perlahan, dua diantaranya mati oleh panahnya. Ia berpikir karena telah menaruh dirinya dalam bahaya, paling nggak ia bisa mendapat 2 goblin agar terasa impas.


Goblin yang berlevel tinggi bertahan selama beberapa saat sekalipun dengan moral yang rendah, namun Weed membagi pasukannya menjadi 3 grup, dan memerintahkan mereka untuk gantian menghajar musuh, para goblin akhirnya mati.


Para goblin meninggalkan 9 koin silver, sebuah tameng baja dan tombak dari perunggu. Ketika Buren dan Becker mengambilnya seperti yang diperintahkan, Weed memotong mereka.


"Semua, dengar! Aku bangga dengan kalian. Aku akan membagi rampasan perang dari goblin dengan cara yang berbeda dari sebelumnya."
"...?"
"Aku akan memberi hadiah pada kalian yang bertarung melawan goblin dengan berani. Dengan satu sarat— ia harus tak terluka cukup parah sampai tak bisa mengikuti pertempuran selanjutnya. Prioritas utamaku adalah untuk membawamu pulang dengan aman ke keluarga kalian yang tercinta."
"Siap, komandan!"


Mendengar pidato Weed, tatapan pasukannya terhadap dirinya tampak penuh dengan kekaguman.


Leadership naik sebanyak 2 poin. (+2 LEA)

Weed bakal mengambil semua itemnya kalau ia bisa, namun ia menahan nafsunya itu. Jika pertemanannya dengan para prajurit turun, leadershipnya yang rendah tak akan bisa menyelamatkan dirinya dari kemungkinan dirinya di mutilasi, atau bahkan digantung.


Kehadiran Sir Midvale juga menambah satu lagi alasan untuk mengubur ketamakannya. Sambil memimpin pasukannya, Weed membersihkan dengan tuntas para goblin di lantai ketiga. Namun, suatu hari, Sir Midvale berkata dengan meringis:


"Weed, kecepatan misi ini terlalu pelan. Aku sarankan kau mempercepat misi ini."
"Maaf maksudnya apa, pak?"
"Aku meminjam para prajurit ini dari resimen lain. Aku tak diijinkan untuk membawa mereka seterusnya. Mereka harus menyelesaikan quest ini dalam satu bulan, dan kembali ke resimen awal mereka."


Weed tak pernah mendengar tentang batas waktu sebelumnya. Sepertinya hanya para prajurit yang terikat olehnya. Namun tetap saja, ia tak mempercepat kecepatan levelingnya. Melawan 6 atau lebih goblin, ia selalu membawa mereka ke tempat terbuka dengan menembah satu dua panah dimana pasukannya akan menghajar mereka. Dalam kasus goblin kurang dari 6 ekor, ia akan memimpin pasukannya untuk langsung bertarung dengan musuh.


Weed menghindari pertarungan kecuali seluruh pasukannya memiliki HP yang penuh, dan ia juga masih memasak sup dan memperbaiki senjata dan equip yang rusak untuk menjaga kondisi mereka.


***


Ketika pasukan berhasil menguasai lantai ketiga dungeon, Weed mencapai level 37, dan anak buahnya 34. Datanglah waktu untuk berburu yang sebenarnya.


"Maju!"
"Tahan formasi! Maju!"


Dengan komando Weed, para prajurit bergerak seperti orang yang lepas kontrol, penuh dengan kegilaan. Bagi mereka, goblin bukanlah apa-apa.


"Hiyat! Hiyat!"
"Mati kau! Monster jelek!"
"Kau bajingan tengik! Akan kuhapus kau dari permukaan bumi."

Para prajurit maju sambil mengangkat perisai. Mereka bermulut kotor karena Weed telah mengajari mereka kata-kata dari kamus Rodriguez. Kadang-kadang mereka berteriak mengancam, dan maju dalam situasi yang tampaknya mustahil. Pedang mereka menjadi lebih dinamis, menebas kelalaian dari goblin yang menggunakan tombak.


Weed masih menjaga formasi yang sama untuk pasukannya agar bisa bergantung pada kawan mereka, namun mereka menjadi lebih nekat dan cepat. Mereka telah membunuh goblin berulang-ulang, meninggalkan ribuan bangkai di belakang. Mengadopsi taktik Weed secara agresif, pasukannya meremukkan pertahanan goblin dengan serangan yang dikordinasi dengan tepat.


Sekarang hanya butuh sekejap mata untuk menghancurkan pasukan yang terdiri dari 6 goblin layaknya sebuah pasukan yang terdiri dari 30 prajurit veteran yang membabi buta dan ganasnya membantai para musuh.


"Pertarungan telah kita menangkan. Waktunya mendistribusikan item berdasarkan performa individu. Hosram dan Dale."
"Yessss!"
"Ada dari kalian yang butuh perbaikan atau istirahat?"
"Tidak, Komandan!"
"Tak ada!"
"Kalau begitu, ayo kita bergerak. Pengamat, laporan!"


Buren dan Becker, secara bergantian, mengamati area sekitar dan melaporkan lokasi dan jumlah dari goblin terdekat.


"Becker melapor, komandan! 8 goblin telah ditemukan dalam jarak 100 yard di arah jam 9, Satu goblin alchemist, 6 goblin warrior, dan satu goblin biasa."
"Maju!"
Para prajurit lari dengan kecepatan rata-rata, tak terlalu cepat namun juga tak lambat. Sambil lari, mereka menyembuhkan kecapekan mereka dan bersiap-siap untuk pertarungan selanjutnnya.


"Ma... Manusia!"
"Musuh, bunuh semua!"


Para goblin mulai memasang perlawanan, namun tampak sia-sia. Para prajurit, sekarang veteran dalam pertarungan, telah mendominasi goblin dalam hal moral— dan panah Weed adalah hukuman mati. Level skill archerynya naik drastis karena ia aktif dalam pertarungan, dan sekarang panahnya tak lagi hanya mengarah pada goblin yang sekarat.


Kini Weed menembakkan panahnya untuk mengambil inisiatif, dan ketika goblin berkumpul untuk menerobos kepungan prajuritnya, ia menghentikan pergerakan mereka dengan tembakan peringatan. Target utamanya ialah, semua goblin yang mengancam keselamatan salah satu anggota pasukannya.


Bayangkan bila sebuah tombak goblin melayang ke arahmu, panah dari pemimpinmu menciptakan lubang di kepala si goblin, lalu kau akan merasa diselamatkan dan jadi lebih loyal kepadanya, bukan? Logika yang sama berkali-kali diterapkan oleh para prajurit yang nyawanya diselamatkan oleh Weed pada detik-detik akhir.


Pasukannya berburu goblin dengan cara yang paling cepat dan paling efisien. Mereka menguasai lantai keempat lebih cepat dari lantai ketiga, dan bahkan menjaga kecepatan mereka di lantai kelima selagi bertemu goblin yang lebih banyak di tiap pertempuran. Para prajurit telah dewasa dalam pertarungan, memberi mereka status seorang veteran di level yang cukup tinggi, mereka mampu melawan goblin satu lawan satu.


Namun tetap, Weed memakai taktik lamanya yang fokus dengan pertahanan dan mengeroyok goblin. Beberapa anak buahnya menjadi sombong dan menyarankan padanya untuk melupakan taktik itu dan, sebaliknya, bertarung melawan goblin dengan kondisi yang seimbang. Namun Weed tetap bersikukuh.


"Jangan pikir goblin cacat itu berhak mendapatkan pertarungan yang seimbang! Pernahkah kalian mendengar seorang knight meminta duel dengan seekor monster? Kalau memang ada, berarti ia termasuk bodoh untuk mempertahankan kehormatannya terhadap monster. Kita bertarung dengan mereka untuk menciptakan kedamaian dan melindungi penduduk Rosenheim. Camkan baik-baik bila kau ragu untuk mengakhiri nyawa goblin jika kau ingin mencoba untuk bersikap baik, kawanmu lah yang akan menerima konsekuensinya!"


Leadership Weed mengontrol pasukan 30 orangnya. Satu orang yang melawan goblin sendirian tak dianggap olehnya. Lalu ia tak diperbolehkan mengikuti pertarungan selanjutnya. Awalnya ia merasa senang karena keluar dari bahaya, namun kemudian ia sadar bahwa ia hanya bisa duduk dan melihat kawan-kawannya naik level.


Contoh ini menjadi pelajaran bagi semuanya, jadi pasukannya sampai-sampai tega menusuk goblin dari belakang bila memungkinkan. Mereka telah dicuci otaknya oleh lidah Weed. 101 Taktik bertempur infanteri.


Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan, Weed memimpin pasukannya membersihkan Sarang Litvart. Karena masih ada waktu seminggu, mereka kembali ke level 3, dan dijalan saat kembali ke bawah, mereka membantai para goblin yang telah respawn.


Sekali pertempuran dimulai, para prajurit menyebar ke dua sisi, membentuk formasi lingkaran dan membunuh lawan mereka dalam hitungan detik. Begitu suatu pertarungan selesai, mereka langsung maju ke pertarungan yang selanjutnya.


*Blitz*
Tak satupun prajurit mati. Mereka menyelesaikan quest "Operasi Pembersihan Sarang Litvart" dengan level rata-rata pasukan mencapai 57, dan Weed sendiri 62. Mengingat rata-rata level denarion di pasukan Rosenheim adalah 40, yang di raih oleh Weed benar-benar mengagumkan.


"Kerja bagus, Weed. Kamu telah memberikan bantuan yang besar pada kami."
Sir Midvale tak menyembunyikan fakta bahwa ia kagum pada Weed.
 
"Jika kita mempunyai 5 orang lagi dengan keberanian dan kepemimpinanmu, maka kerajaan Rosenheim tak akan pernah diserang oleh monster. Dengan hak seorang Royal Knight, aku berharap untuk mengangkatmu sebagai centurion. Maukah kau menerima tawaranku, Weed?"


Ding!


Kamu menerima tawaran profesi!
Jika kamu menerimanya, maka kamu akan mendapatkan posisi centurion di pasukan kerajaan Rosenheim.
Kamu akan memimpin 100 infanteri. Kamu juga berhak menerima latihan reguler, dan pemasukan bulanan sebesar 3 gold.
Apakah kamu menerima tawaran profesi ini?

Sebuah jabatan dengan pasukan sebanyak seratus orang, centurion dianggap sebagai sub-knight yang memiliki kualifikasi untuk melakukan tes untuk menerima promosi menjadi knight di Red Order. Jika player lain mendengarnya, mereka pasti akan menerimanya dengan senang hati, namun Weed tak tetap tak tergoyahkan.


"Saya senang mendengarnya, Sir Midvale, namun ini lebih dari apa yang bisa saya dapat."
"Demi Freya! Katakan padaku bila kau ingin keuntungan lain, Weed. Aku percaya kita bisa menemukan kata sepakat."
"Tawaran anda... lebih dari apa yang saya inginkan. Namun apa yang saya inginkan hanyalah kedamaian dan kemakmuran di Kerajaan Rosenheim. Selagi hatiku memimpin diriku untuk pergi ke banyak tempat dan menolong mereka yang membutuhkan, tampaknya terlalu dini bagi saya untuk berhenti. Bila anda mempunyai misi lain untuk menghancurkan monster yang menyerang panen para petani, atau bila Rosenheim diserang oleh kerajaan lain, saya akan menjadi orang pertama yang datang kepada anda dan menawarkan jasa saya untuk memimpin para prajurit pemberani di pasukan Rosenheim."
"Aku mengerti akan semangatmu, Weed. Pintu menuju Royal Army akan selalu terbuka untukmu."


Sir Midvale menarik kembali tawarannya dengan senang hati.


"Sekarang karena kita telah menyelesaikan quest, aku akan kembali ke Serabourg. Maukah kau bergabung dengan kami?"
"Saya mempunyai sesuatu yang harus saya lakukan disini, pak."
"Boleh aku tahu apa itu?"


Sir Midvale tampak penasaran. Selama 4 minggu terakhir, Weed telah menyajikan sup untuk 32 orang selama 3 kali sehari. Pengalaman skill memasaknya yang tinggi dapat menyediakan makanan yang enak dengan cepat, dan Sir Midvale adalah salah satu dari korban yang telah jatuh cinta pada masakannya, menciptakan persahabatan erat dengannya.


"Aku harus menyelesaikan sebuah quest untuk konselir Rodriguez."


Weed pernah berpikir bahwa pembantaian para goblin akan menyelesaikan questnya, namun itu adalah kesalahan serius dengan perhitungannya. Jumlah dari monster yang harus ia kalahkan masih saja 100 tanpa ada tanda-tanda pengurangan. Omong-omong, jumlah dari goblin di dungeon adalah kira-kira 100 per lantai.


Quest Rodriguez adalah untuk menghabisi seluruh 'monster' di Sarang Litvart, dan kobold dan goblin tak mungkin targetnya karena jumlah mereka jauh melebihi 100.


"Aku mengerti, Weed. Sebuah quest dari konselir... Aku mengerti. Sebenarnya aku ingin kembali ke Serabourg bersamamu, namun sepertinya takdir menginginkan kita untuk berpisah disini. Sebagai gantinya, aku akan meminjamkan Arse kepadamu."
"Arse? Pantat siapa?" (Arse = pantat)
"Apa kau sudah lupa dengan nama kuda yang kau tunggangi kemari?"
"Jangan bilang..."


Kepala Weed tiba-tiba terasa berat. Anak kuda yang menendang dirinya dengan kedua kaki belakangnya dan menggigit tangannya! Sekarang ia ingat nama anak kuda itu adalah Arse. Nama yang memalukan untuk kuda jantan."


"Perjalanan ke Serabourg akan memakan waktumu yang berharga tanpa seekor kuda. Arse akan membantumu."
"Terima kasih, namun tidak, pak. Saya tak butuh kuda apapun."
"Aku hanya ingin membalas budimu, Weed. Tolong terima itu. Kembalikan Arse ke kandang kuda kerajaan setelah quest mu selesai."
"..."


Sir Midvale berbalik segera setelah ia menyampaikan apa yang ingin ia katakan. Sikapnya menunjukkan bahwa tak ada lagi hal lain untuk didengar, kasus ditutup. Sang knight memang berniat baik untuk Weed, namun ia tak mau itu semua. Bagaimana bisa ia tahan dengan anak kuda seperti itu? Weed jelas tak suka ini, namun ia juga harus menerimanya, atau ia akan membuat sang royal knight kehilangan muka sekali lagi.


"Komandan, kami akan merindukanmu."
"Kami pulang hidup-hidup karenamu, komandan!"
"Silahkan kunjungi rumahku ketika anda kembali ke Serabourg."
"Aku punya sebuah penginapan di tengah kota. Anda boleh datang kapan saja."
"Keluargaku mempunyai restoran. Istriku akan menyajikan anda makanan enak, meskipun tak seenak bikinan anda!"


Para prajurit datang menemui Weed dan mengucapkan perpisahan. Sebagai veteran berlevel tinggi, mereka pasti akan di promosikan setelah kembali, paling tidak, ke denarion sementara satu atau dua prajurit bisa mendapatkan posisi yang lebih tinggi. Weed menjabat tangan seluruh pasukan yang pernah ia pimpin. Tangannya terasa hangat, dan genggamannya bertahan selama beberapa detik.


"Apakah kalian benar-benar harus pergi?"
"Aku ingin tetap disini bersamamu, komandan, namun aku adalah pasukan dari tentara Rosenheim yang kubanggakan. Aku harus kembali ke resimen ku."
"Komandan, kami akan merindukanmu!"


Mata Weed tampak berwarna gelap menunjukkan keberatan. Kesulitan yang telah ia lalui untuk melatih para prajurit itu! Ia adalah orang pertama yang memiliki kredit dalam merubah yang tadinya adalah prajurit yang baru lulus pada level 20an menjadi veteran pertempuran. Sekarang Weed merasa bahwa dirinya dirampok oleh kerajaan.


"Semuanya, hati-hati!" Teriak Weed.


"Tentu, komandan."
"Komandan, kau harus mengunjungi rumahku nanti!"


Setelah dengan enggan hati berpisah dengan mantan pasukannya, kini hanya tertinggal Weed sendiri

No comments:

Post a Comment