Wednesday 22 April 2015

Moonlight Sculptor Vol 1 Chapter 2


Kemunculan Sang Hewan Buas

-Hasil scan terhatap retina dan tubuh anda menyatakan bahwa anda adalah pengguna yang belum terdaftar. Apakah anda ingin membuat akun baru ?

Ketika Lee Hyun terhubung ke Royal Road , suara yang pertama terdengar ditelinganya adalah suara yang feminim.

Hyun melihat di sekelilingnya untuk melihat siapa yang berbicara kepadanya, tapi tak ada siapapun disana; sebuah ruang hampa. Lalu dia menyadari bahwa dia sedang berada dalam proses aktivasi untuk akun baru.

“Ya!”

— Silahkan pilih nama karak...

“Weed.”

Weed , yang terendah dari terendah dari kerajaan tanaman. Bagi Lee Hyun, itu nama itu terdengar paling cocok untuknya.

— Silahkan pilih gender anda, pria, wanita  atau  neutr...

“Pria !”

— Royal Road memiliki 49 ras. Anda dapat memilih ras anda dari 29 ras utama...

“Human!”

- Anda dapat mengubah penampilan an...

“Sebagaimana saya sekarang ini.”

— Akun anda telah diaktifkan. Status dan Job akan ditentukan selama anda bermain Royal Road—

“Pass!”

— Pilih sebuah kota dan kerajaan tempat anda akan memulai.

“Benteng Serabourg, Kerajaan Rosenheim!”

— Selamat datang di Royal...

“Pass!”

Tak mau  menyia-nyiakan waktu bahkan sedetikpun, Lee Hyun melewati tahap tutorial dan membuat keputusan cepat sesuai dengan rencana yang telah disusun dirinya sebelumnya. Biaya bermain selama satu bulan ialah 300.000 won, semahal itulah game ini.

***

Dalam Royal Road, ada lebih dari seratus kota besar dan ribuan kota lainnya. Seorang pemain baru memulai petualangannya di sebuah ibukota atau kota besar yang berukuran sama. Mirip dengan dimana Weed memulai.

*Flash*

Dengan sebuah kilatan cahaya, dia muncul di Benteng Serabourg, Rosenheim.

“Ini…”

Weed terheran-heran dengan pemandangan karakter yang tidak terhitung jumlahnya, Player dan NPC(Non-Playable Character), sampai-sampai ia berpikir bahwa ia tersesat di tengah kota Seoul.

“Dimana aku? Luar biasa!”

Terkagum-kagum, Weed serasa tidak percaya dengan apa yang dilihat matanya ketika dia melihat-lihat sekeliling. Kegaduhan dari beberapa orang yang melakukan tawar menawar dan ngobrol berdenging ditelinganya. Pemandangan yang tampak di matanya sama persis dengan dunia nyata, dengan orang-orang sibuk datang dan pergi. Dia mengarahkan padangannya ke kakinya yang berdiri di atas tanah. Perasaan nya mengatakan bahwa itu terasa sangat nyata. Orang-orang melewatinya disaat dia masih diam sambil linglung.

“Lihat dia. Gue yakin dia itu newbie.”

“Kayaknya dia belum pernah main game virtual reality.”

Sambil melewatinya, beberapa user mengangkat bahu mereka. Tingkah mereka cukup untuk menyadarkannya. Mereka benar. Ini  Royal Road. Dunia  virtual reality, dan tempat kerjaku yang baru.

Tak peduli berapa lama Weed telah mempersiapkan diri, pengetahuannya tentang virtual reality dan penelitiannya terhadap sistem game menjadi tak berarti dibanding pengalaman yang dia rasakan sekarang ini. Dia terkejut, tapi hanya sementara, dan segera menenangkan diri, matanya juga sudah mulai terbiasa dengan perbedaan yang ada. Perasaannya konsisten dengan kenyataan, tapi orang-orang disekitar dia memakai armor atau memakai jaket kulit.

Dekat dengan tempat dimana dia muncul ada sebuah bulletin board menunjukkan peta dan deskripsi dari Kerajaan Rosenheim, dan petunjuk untuk menggunakan tampilan dasar. Ini sudah waktunya. Weed mengepalkan tinjunya dan dia mulai berlatih,

Dia duduk lalu berdiri, dan dilanjutkan dengan loncatan tinggi ditempat, terjatuh, menendang dan meninju. Dia menggerakan pinggangnya dan dengan hati-hati mencoba untuk menggerakkan sendinya satu demi satu. Dia mengibaskan jari–jari dan tapak kaki, lalu memutar kepalanya ke depan dan kebelakang. Meskipun banjir komentar yang menghina datang dari users lainnya, Weed berniat untuk tetap teguh.

“Ngapain dia sekarang?”

“Kayaknya dia menggerakkan tubuhnya. Gue pikir dia masih gak nyaman sama dunia virtual reality."

“Oh, gitu. Tapi tujuannya apaan ngelakuin beginian di tengah-tengah jalanan yang udah padat?”

Perasaan malu yang telah berusaha ditahan oleh weed akhirnya berhasil mengalahkan niatnya. Kehebohan apa yang telah dia buat di depan orang-orang asing ini.

“Asem!” Weed meninggalkan tempat itu dengan buru-buru dan menuju ke tempat lain.

Seorang pendatang baru di Royal Road tertahan di dalam kota awal untuk 1 minggu di dunia nyata dan 4 minggu dalam game, berkat parallax(?) antara satu tempat dengan yang lain. Pendatang baru yang jumlahnya sangat besar harus belajar dari dasar,quest yang simple, atau belajar craft skills, seperti menjahit, menempa, memasak, yang sebenarnya cukup mudah untuk didapatkan.

Game ini mengumbar fleksibilitasnya yang tidak terbatas, hampir mencapai batas ketidak teraturan, dan sementara semua posisi penting masih di pegang oleh NPC, bukan player, sehingga hal ini menimbulkan kebutuhan untuk kontak pribadi.

Disisi lain, ada sejumlah player bekerja di perpustakaan dan toko-toko lainnya untuk mencari uang. Alun-alun dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menjadi merchant berusaha memasang kios untuk membeli dan menjual dengan sesama player dan banyak grup yang mencari petualangan terbentuk ditempat setiap menitnya.

Setelah melihat mereka dengan santai, Weed tidak ragu untuk pergi menuju Training Hall. Training Hall dibuka untuk semua player berapa lamapun yang mereka mau, dan kebanyakan user mengunjungi Training Hall untuk bereksperimen dengan skill yang baru mereka dapat. Hampir mustahil untuk menemukan seseorang seperti Weed, yang langsung pergi menuju Training Hall segera setelah dia membuat karakter baru.

Tidak hanya pendatang baru yang tertarik untuk mencari tau bagaimana bentuknya kerajaan dan kota tempat mereka lahir, tapi juga dikarenakan banyak yang berkata bahwa Training hall biasanya tidak berguna. Pada waktu instruktur melihat Weed berjalan menuju ke pintu masuk, matanya melotot dengan garang.

“Petualang muda ,Saya pikir kamu tiba di Benua Versailles baru-baru ini," kata sang instruktur.

“Ya,Pak.” Balas weed dengan singkat. Dia masih kecewa karena dia telah bahan tertawaan pada hari pertama.

“Kamu akan menemukan bahwa pelatihan pedang akan sangat diperlukan ketika berhadapan dengan monster. Apakah kamu membutuhkan panduan dari saya? Saya beritahukan kepada anda, pergilah ke Orang-orangan sawah yang tidak digunakan dan pukullah dia dengan berbagai macam cara yang kamu inginkan. Sebuah pedang kayu ada di depan sebuah orang-orangan sawah, dan kamu bisa gunakan semaumu”.

“Terima kasih,pak. Hal ini sudah cukup. Saya tidak butuh panduan lagi”

“Baiklah, semoga berhasil.”

Weed menggenggam pedang kayu dan berjalan menuju ke sebuah orang-orangan sawah yg berdiri sendiri di sudut paling terpencil. Kemudian, dia mulai memukuli orang-orangan sawah itu, sekali, dua kali, tiga kali. Tangannya perlahan-lahan mulai terbiasaa dengan berat pedang kayu dan perasaannya memukuli orang-orangan sawah.

Dalam Royal Road, level sebuah karakter baru terkunci selama 4 minggu pertama, dikarenakan mereka tidak diperbolehkan untuk pergi diluar gerbang kota untuk berburu monster disana. Biasanya hal yang dilakukan karakter baru adalah mengerjakan quest sebanyak mungkin, sekaligus mengumpulkan point public service, mendapatkan uang dan membentuk jaringan kontak pribadi. Walaupun begitu, Weed dengan tenang melanjutkan menghajar orang-orangan sawah dengan pedang kayu.

Ada sekitar seribu orang-orangan sawah di Training Hall Benteng Serabourg, dan persediaan pedang kayu yang tak terbatas di dinding, yang mana akan sangat berguna. Training Hall biasanya digunakan oleh player yang ingin mencoba skill baru mereka. Namun, pada saat ini, semua mata tertuju pada suatu tempat khusus.

“Orang ini benar-benar sangar.”

“Tangguh bener dia.”

“Aku gak percaya ada orang waras yang bisa kayak gitu.”

Tubuh Weed basah kuyup dan penuh dengan keringat.

Baju kaos putih dan celana yang diberikan padanya pada awal game telah menyerap keringat dan menjadi lengket di badannya. Dia masih tetap memukul orang-orangan sawah, pukulan demi pukulan tanpa semenit pun istirahat.

    STR +1

Setelah enam jam memukuli orang-orangan sawah, Weed mendengar kabar bagus. Ia merasa seperti otot-otot di tangannya yang menggenggam pedang kayunya terasa lebih ringan.

"Status Window," gumam Weed sambil memukuli orang-orangan sawah.

Nama
Weed
Posisi
Netral
Level
1
Profesi
-
Gelar
-
Fame
0
HP
100
MP
100
STR
11
AGI
10
VIT
10
WIS
10
INT
10
LUK
0
Leadership
0
ATK
3
DEF
0
Magic Resistance
-



Dua status naik di saat yang hampir bersamaan.

"Whew."

Weed akhirnya meletakkan pedang kayunya dan beristirahat sebentar. Tanpa makan maupun minum, ia telah memukuli orang-orangan sawah hampir selama 8 jam non-stop. Badannya benar-benar kecapaian dan parahnya, tenggorokannya terasa sangat haus dan perutnya kosong.

"Inventory window."

Setelah menyebut kata kunci itu, sebuah gambar semi transparan dari semua barang yang ada di inventory milik Weed muncul dihadapannya. Di dalam inventorynya ada sebuah botol minuman dan 10 potong roti gandum. Cuma itu.

Di Royal Road, kamu harus mendapatkan apa yang kamu butuhkan dengan usaha sendiri. Player lain mendapatkan uang dengan cara menyelesaikan quest yang mudah selama 4 minggu, tapi Weed tidak dapat meluangkan semenit pun waktunya untuk itu. Ia mengambil sepotong roti gandum dan botol minumannya, lalu menggigit sedikit roti. Sambil makan, rasa laparnya berkurang dan faktor kepuasannya naik.

"Aku seharusnya makan tiap 5 jam sekali. Mending makan lebih sering kalau aku latihan keras, tapi aku gak perlu naikin faktor kepuasan sampai penuh. Yang aku butuhkan pokoknya jangan sampai aku mati."

Setelah Weed menyelesaikan makannya, ia mengambil pedang kayu di genggamannya dan berdiri di depan orang-orangan sawah.

"Oe dia mau nglakuin itu lagi."

"Gile lu ndro."

"Dendam kali dia ama tu orang-orangan?"

"Gue pikir dia gak bakal berhenti sebelum orang-orangan sawahnya hancur."

Apakah itu sebuah ilusi bahwa orang-orangan sawah itu tampak gemetar? Pedang kayu Weed menebas orang-orangan sawah dari segala arah. Satu pertanyaan muncul pada mereka yang melihatnya.

"Ngapain sih dia mukulin orang-orangan sawah?"

"Gue pikir ga ada efeknya—kalau dia pingin naikin level skill, mendingan pergi ke field terus pake skillnya ke kelinci daripada orang-orangan sawah disini."

"Liat yang dia lakukan. Dia gak pakai skill sama sekali. Menurut gue, kayaknya dia mukulin orang-orangan sawah itu cuma karena dia pingin aja."

"Mungkin dia ingin menaikkan statusnya," Seorang knight dengan armor yang berkilau berkomentar, langsung menarik perhatian semua yang ada di tempat.

"Emang bisa statusmu naik cuma gara-gara mukulin orang-orangan sawah?" tanya seorang ranger berkulit gelap.

"Hah? Ah, iya, emang bisa," jawab si knight.

"Lha terus, kenapa elu gak mukulin orang-orangan sawah aja terus daripada capek-capek naikin level?" tanya si ranger lagi.

Sang knight bernama Pluto memiliki level yang bisa dibilang tinggi, jadi dia memiliki banyak informasi dengan sumber yang jelas. Dia juga satu-satunya orang yang menebak dengan benar apa yang sebenarnya dilakukan Weed.

Bila sebuah karakter menggunakan vitality nya, maka vitality dan HP nya akan berkembang, dan bila seorang wizard menggunakan sihir yang sangat banyak, wisdom dan intellegence nya pun akan naik. Namun kenaikannya bisa dibilang gak penting dibanding bonus status saat naik level.

Setengah hari memukuli orang-orangan sawah tanpa istirahat mungkin akan memberimu satu atau dua status. Dibandingkan dengan jumlah bonus status yang didapat saat naik level adalah lima, yang Weed lakukan tampak seperti sesuatu yang bodoh.

"Itu emang bodoh."

Seorang sorceress menggelengkan kepala ketika mendengar penjelasan dari Pluto. Namun Pluto berpikir lain.

"Itu berguna," kata Pluto.

"Hah?"

"Kamu cuma mendapat sedikit experience ketika kamu membunuh monster yang levelnya lebih kecil darimu. Kamu tahu itu kan?"

"Tentu saja."

"Dengan kata lain, semakin tinggi levelmu, semakin susah untuk naik level. Tapi jika kamu menaikkan strength dengan latihan seperti ini pada permulaan, kamu bisa memburu monster lebih mudah nanti. Ini akan berguna di game nantinya."

"Kamu tau tentang metode ini, jadi situ juga ngelakuin hal yang sama? Emm, bukannya semua orang bakal ngelakuin hal yang sama kalau mereka tahu?"

"Nggak juga. Sekalipun mereka tahu, nggak seorang pun yang mau melakukannya. Coba pikir, mana ada orang yang mau mukulin orang-orangan sawah terus menerus selama 10 jam cuma untuk naikin strength sebanyak 1 point?"

"..."

"Ada batas sejauh apa statusmu bisa bertambah dengan memukuli orang-orangan sawah yang dikenal sebagai musuh terlemah. Dalam kasus strength, kira-kira batasnya 40 atau disekitarnya. Apa ada orang yang mau mukulin orang-orangan sawah sampai paling nggak 1 bulan untuk naikin 40 poin strength? Kalo gw sih bakal capek dan bosen, trus nyerah cuman dalam hitungan hari."

Para penonton yang melihat Weed mengangguk bersama-sama.

Lebih baik cari senjata yang lumayan keren daripada mukulin orang-orangan tanpa henti sampai satu bulan penuh untuk naikin strength sebanyak 40 poin. Sebuah item untuk menambah strength sebanyak 40 poin memang unik, tapi tak terlalu langka.

"Ini hanya berguna bagi newbie yang tidak bisa pergi keluar gerbang.  Dulu mukulin orang-orangan sawah pernah jadi populer kayak gini, tapi player cepet bosan, karena kalo dibandingin sama apa yang lu dapet di kemudian hari, ini terlalu membosankan, dan menyakitkan."

Weed mendengar diskusi panas mereka yang ada di antaranya. Ia berharap bisa berlatih di tempat yang lain, tapi selama dia tak diijinkan untuk meninggalkan benteng, ia tak bisa menghindari perhatian orang-orang yang tidak ia inginkan.

'Apa yang bikin kamu bisa bilang ini membosankan dan menyakitkan?'

Weed mengayunkan pedang kayunya sekuat tenaga. Kalau kamu bekerja keras, karakter mu tambah kuat perlahan-lahan. Ketika karaktermu berkembang, ia dapat mengalahkan monster yang lebih kuat dan mendapatkan uang lebih. Untuk Weed, ini adalah kesenangannya yang paling tinggi di seluruh hidupnya. Pekerjaan fisik menjadi rutinitas yang terikat pada Weed. Dan selama itu pula, sang instruktur terus menyaksikannya dengan mata yang memuaskan.

***

Tiga minggu telah berlalu. Weed log in ke dalam Royal Road setiap hari, kecuali di waktu ia tidur, dan bisa dibilang ia teradiksi olehnya. Kondisi badannya, yang telah ia latih sebelum mulai bermain game, memungkinkan dirinya untuk tidur tidak lebih dari 4 jam sehari. Sekarang waktu ia memikirkan kembali tiga minggu yang telah ia lalui, itu membuatnya malas untuk berpikir kembali.

Sekali ia masuk ke dalam game, Weed menghabiskan 80 jam rata-rata memukuli orang-orangan sawah, yang membuatnya capek secara mental. Kalau bukan karena pesan instan yang muncul mendukungnya, mungkin dia sudah menyerah dari dulu.


    STR +1

    AGI +1

    Status baru : Fighting Spirt

    Status baru : Endurance

Di Royal Road, sebuah status baru kadang muncul selain status awal.


    Fighting Spirit : Kamu bisa memanggil kekuatan super sementara waktu, atau membuat monster yang lebih lemah darimu menyerah hanya dengan tatapan matamu. Kamu tidak dapat menaikkan poin status ini secara manual, dan akan naik secara spontan. Tergantung aksi dari karakter, khususnya jika kamu melawan monster dalam waktu yang lama, atau sering melawan monster yang memiliki level lebih tinggi darimu.


    Endurance : Mengurangi pengurangan vitality dan stamina. Status poin dapat dinaikkan secara manual dan tergantung apa yang dilakukan karakter, dapat naik secara spontan.

Pesan instan yang berhubungan dengan skill juga kadang-kadang muncul. Satu-satunya skill yang Weed miliki saat ini adalah Sword Mastery.

    Sword Mastery naik 1 level


    Sword Mastery mencapai level 3.
    ATK +30% bila menggunakan pedang
    ASPD +9% bila menggunakan pedang

Setiap pesan instan muncul, Weed diam-diam merasa senang dengan hasil yang ia raih. Namun apa yang membuatnya susah adalah rasa frustasi bahwa ia belum memenuhi targetnya. Selama tiga minggu terakhir, dimana dia mencurahkan seluruh waktunya untuk memukuli orang-orangan sawah, strength nya hanya naik sebesar 29 poin, agility nya naik 25, dan vitality nya 22.

'Kecuali aku menaikkan kecepatanku, aku bakal menyia-nyiakan waktu yang berharga di orang-orangan ini sekalipun aku sudah bisa keluar benteng. Aku harus menyelesaikan ini sebelum aku bisa keluar dari benteng.'

Tampak determinasi yang kuat di mata Weed.

*Rrrrrr*
Pada saat itu, perut Weed memutuskan bahwa sudah waktunya untuk makan. Selain hasil yang lambat dengan statusnya, ia juga tersiksa dengan fakta bahwa ia kehabisan roti. Dia bisa pergi ke air mancur untuk mengisi botolnya dengan air, tapi roti itu beda - ia harus membayar untuk mendapatkannya.

*Sniff*
Weed mencium aroma yang nikmat datang dari suatu tempat. Weed, sambil mengayunkan pedang kayunya, berhenti sebentar dan melihat sang instruktur, yang sedang mengeluarkan kotak makannya untuk makan siang.

"Hehe, pak instruktur yang terhormat." Weed sambil mengibaskan ekornya yang tak terlihat, mendekati sang instruktur.

"Hmm, siapa ini, kalau bukan Weed-nim? Apa yang membuatmu datang kemari?" tanya instruktur dengan hangat.

"Bukankah akan terasa kesepian bila anda makan sendirian? Saya disini untuk menemani anda," kata Weed dengan penuh hormat.

*Growl*
Ketika perutnya bersuara, Weed tengah berbohong dengan wajah seperti poker face, namun ia tak bisa membohongi intruktur.

"Aku mengerti kalau kamu sedang lapar. Duduk di sampingku! Aku membawa banyak makanan, cukup untuk berdua."

"Terima kasih, pak."

"Cukup dengan kerendahan hatimu! Sudah menjadi kebanggaanku untuk berbagi makanan dengan petualang yang akan jadi hebat sepertimu, Weed-nim. Saya jamin bahwa ketenaran anda suatu hari akan terdengar jauh sampai luar Benteng Serabourg ini. Ketika hari itu datang, tolong ingat saya!"

"Ya, pak. Pasti."

Setelah memuji ringan instruktur, Weed menikmati makan siang bersama dengannya. Tampak seperti pemandangan yang menyedihkan, namun ia senang karena dengan sedikit usaha, ia bisa mengisi perut. Lagian, ia tidak memohon pada manusia. Apa masalahnya dengan berkelit lidah pada NPC dengan kecerdasan buatan?

Disamping status yang telah Weed dapat sambil memukuli orang-orangan selama 3 minggu, ia membentuk suatu hubungan dengan instruktur. Efek samping dari hubungan tersebut lumayan bisa dikagumi. Sambil sibuk makan, si instruktur tiba-tiba bertanya:

"Omong-omong, Weed-nim, apa yang anda pikir tentang Sculpture Mastery?"

Sculpture Mastery? Apaan itu Sculpture Mastery? Weed mengunyah nasi dan menelannya sebelum bertanya kembali:

"Apa yang anda masuk dengan Sculpture Mastery?"

"Saya cuma tertarik dengan opinimu. Aku ingin tahu bagaimana pandanganmu terhadap Sculpture Mastery," kata instruktur.

Pada saat itu, kecepatan otak Weed meningkat, sekalipun gak masuk akal untuk mengubahnya sebagai angka, kira-kira sebanyak 5 kali.

'Selama ini aku memahami bahwa si instruktur adalah orang yang naif dan dengan penglihatan yang kurang. Ia percaya dengan benar bahwa pedang itu tak terkalahkan, dan baginya, adalah pahala tertinggi untuk berlatih cukup keras sampai berkeringat di Training Hall.'

Dan sekarang ia bertanya padaku tentangg apa yang aku pikirkan tentang Sculptor Mastery? Begitu Weed selesai berpikir, ia mengerutkan keningnya.

"Instruktur yang terhormat! Saya tidak percaya bahwa anda menyebutkannya. Saya adalah pria yang berpegang teguh pada pedang. Apakah anda bertanya tentang opini saya tentang, Ya Tuhan, Scuplture Mastery? Saya benar-benar kecewa. Ini adalah jawaban saya—tidak pernah, tidak akan, sekalipun kerajinan tangan seperti itu muncul di pikiran saya."

Kendati nada Weed yang agak memojokkan, yang harusnya bakal membuatnya marah di situasi lain, si instruktur tanpa diduga bertepuk tangan dengan gembira.

"Saya tahu anda akan berkata seperti itu!"

"Sudah pasti. Sesuatu seperti Sculpture Mastery itu bukan apa-apa kecuali kesalahan Tuhan yang tidak pantas untuk kita perhatikan. Kenapa saya, pria yang berpegang teguh pada pedang, butuh untuk memikirkannya?"

"Saya sangat setuju, Weed-nim." Weed merasa bahwa, sekalipun tak terlihat, ia menjadi lebih bersahabat dengan instruktur dan naik satu tingkat pada saat itu juga.

Ini adalah cara untuk menjadi teman dengan seseorang. Kamu tak perlu meneteskan darah dengan mereka. Kamu tak perlu mengeluarkan uang dan waktu untuk mereka. Cukup menjelekkan sesuatu yang juga mereka benci pada kesempatan pertama, dan itu akan menarik simpati mereka. Weed menduga bahwa instruktur akan mengubah topik pembicaraan, tapi ia malah menggosok bagian belakang kepalanya dan tetap membicarakan obyek yang sama.

"Ada sebuah rumor bahwa seorang yang tidak dikenal yang menguasai seni memahat, pernah mengukir cahaya bulan," kata instruktur.

"Saya tidak percaya, pak. Sebuah rumor pasti ada yang dilebih-lebihkan. Bagaimana bisa seseorang yang belajar Sculpture Mastery yang tak berguna bisa mengukir cahaya rembulan? Mungkin ia cuma membuat kerikil dengan bentuk seperti bulan," kata Weed dengan riang.

"Kamu juga berpikir seperti itu? Tapi aku diberitahu oleh pendahuluku. Nama kehormatannya adalah Mellium, sekarang beliau adalah Royal Knight..."

Memahat di cap sebagai skill yang tak berguna, tidak lebih dari menghias sebuah blok kayu kecil untuk membuat perhiasan. Rumornya, kalau kamu menaikkan level skillnya melewati suatu babak, kamu bakal bisa menciptakan senjata proyektil dari besi. Tapi sudah jelas itu adalah salah satu skill yang tidak ada orang waras yang mau ambil.

"Omong-omong Weed-nim, pertanyaan tentang Sculpture Mastery ini membuatku tertarik. Memang sudah pasti tidak mungkin bahwa kerajinan tidak akan bisa menandingi pedang kita dalam kondisi apapun, tapi maukah kamu mencari tahu bahwa benarkah rumor itu punya sedikit kebenaran? Aku minta tolong padamu karena kamu adalah pria yang bisa dipercaya. Jika kamu menerima permintaanku, aku akan sangat bahagia," kata instruktur.

Lalu sebuah pesan instan muncul di depan mata Weed.

Ding!
uuuuuuuuuuuuuu

Weed hampir tidak bisa menahan kesenangannya. Insting nya berkata bahwa quest ini adalah quest yang sangat langka dibanding quest langka lainnya. Ini karena syarat untuk questnya sangatlah rumit agar bisa memulainya. Berteman dekat dengan instruktur— siapa bakal berpikir tentang itu?

Kebanyakan player bahkan tidak tahu dimana letak Training Hall, apalagi mengunjunginya ketika mereka mendapat skill baru, mereka gak butuh datang jauh-jauh untuk mencobanya ke orang-orangan sawah. Apalagi, adalah kejadian langka dimana seseorang mau berdiam di Training Hall dan memukuli orang-orangan terus menerus untuk menaikkan statusnya dengan cara yang susah, seperti yang Weed lakukan.

Kalau kamu mencari lebih dalam, mungkin kamu akan menemui sedikit player seperti itu, namun dalam kasus Weed, ia menghabiskan hampir seluruh waktunya selama 3 minggu dengan orang-orangan sawah. Siapa lagi yang bisa melakukan hal yang sama seperti itu? Bicara tentang persahabatan dengan instruktur, hampir tidak mungkin dicapai kecuali seseorang seperti Weed datang menemuinya, memujinya untuk berbagi makan siangnya.

Sekalipun dengan semua kondisi diatas terpenuhi, kamu juga harus memulai petualanganmu di Benteng Serabourg di Kerajaan Rosenheim, belum lagi kamu harus menemukan waktu yang tepat untuk menjelek-jelekkan Sculpture Mastery bersama dengan instruktur.

'Ini hebat. Aku hampir saja bangkrut dan mati kelaparan. Dengan tingkat kesulitan E, quest ini kayaknya gampang selesai.'

Weed mengangguk pada instruktur.

"Saya merasa terhormat untuk menerimanya. Sekalipun saya tidak percaya pada rumor tersebut, saya akan mencari tahu seperti apa itu mengukir cahaya rembulan."
uuuuuuuu
"Saya menghargainya. Saya percayakan tugas ini kepadamu. Ambil uang ini sebagai uang saku," kata instruktur, sambil memberikan 2 silver. "Aku beri kau saran: kunjungi toko memahat dulu dan cari informasi di sana."

Sepotong roti gandum, tanpa rasa namun cukup untuk mengisi perut, membutuhkan 3 copper. Karena 1 koin silver sama nilainya dengan 100 koin copper, bisa dibilang bahwa Weed baru saja menerima 66 potong roti gandum untuk uang saku, plus kembalian. Ia yakin bahwa setelah quest selesai, ia dapat menerima hadiah lebih dari sang instruktur.

'Sip! Aku gak perlu lagi khawatir kehabisan roti untuk sementara.'

Bertahun-tahun mengalami sendiri bagaimana rasanya kelaparan membuat Weed menghindari kekurangan gizi dengan cara apapun.

No comments:

Post a Comment